Tentu saja tidak semua wakil rakyat mengabaikan kepentingan rakyat. Namun perilaku sebagian mereka membuat kepercayaan masyarakat memudar.
Satu dua caleg yang masuk ke kampung saya juga datang begitu saja tanpa memiliki visi dan misi yang jelas. Mereka datang dengan modal pasir dan semen untuk perbaikan gang kampung. Mereka hanya datang dengan membawa tanah urug untuk menimbun jalan desa. Apa yang mereka lakukan bisa saja termasuk dalam kategori vote buying karena mereka hadir hanya untuk mendapatkan suara. Dan cara paling ekstrem adalah membeli kemiskinan pemilih dengan metode vote buying.
Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) sejak awal mensinyalir bahwa salah satu potensi kecurangan pada Pemilu 2024 adalah praktek vote buying. (Sumber BBCNews Indonesia) kecurangan ini telah terjadi pada pemilu sebelumnya.
Sudah banyak narasi yang membahas tentang dampak vote buying baik dari sudut pandang sosial budaya dan agama. Dalam konteks sosial budaya, vote buying dapat norma dan nilai sosial. Praktek ini merupakan bentuk pelanggaran terhadap nilai-nilai demokrasi seperti keadilan, kebebasan, dan kejujuran.
Praktik vote buying juga dapat merusak budaya partisipasi politik yang sehat. Ketika pemilih merasa bahwa suaranya hanya dihargai dengan uang, mereka mungkin kehilangan kepercayaan pada proses politik dan mengurangi partisipasi mereka dalam pemilihan selanjutnya.
Pada akhirnya vote buying juga mencerminkan pola pikir yang mungkin telah tertanam dalam budaya politik tertentu. Ketika praktik ini dianggap biasa atau diterima secara luas dalam masyarakat tentu dapat membahayakan integritas dan nilai-nilai demokratis.
Dari sudut pandang Islam vote buying setara dengan sogok menyogok atau raswah. Hadist Rasulullah SAW tentang raswah yang cukup populer yaitu, "Laknat Allah SWT kepada pemberi suap dan penerima suap." (HR Ahmad).
Saya membatin dalam kesenyapan malam, "Sampai kapan pesta demokrasi ini dapat diwujudkan dengan cara-cara yang rasional tanpa vote buying yang memanfaatkan kemiskinan pemilih demi meraup keuntungan suara.
Lombok Timur, 14 Februari 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI