Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menunda Pekerjaan, Penyebab dan Cara Mengatasinya

10 Februari 2024   22:48 Diperbarui: 11 Maret 2024   00:45 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menyelesaikan tugas (sumber dokumen pribadi)

Faktor pemicu seseorang menunda pekerjaan berbeda-beda. Setiap orang akan menghadapi situasi yang berbeda-beda. 

Sebagaimana dikutip dari Republika.co.id, pemicu itu bisa berupa stres dan kecemasan, takut gagal dan mendapatkan umpan balik negatif, kecenderungan pada perfeksionisme, depresi, dan pikiran impulsif yang menganggap menunda pekerjaan tidak menimbulkan resiko di kemudian hari.

Bagaimana mengatasi kebiasaan menunda pekerjaan?

Banyak orang percaya bahwa menunda pekerjaan bukanlah didasari sifat pemalas. Hal ini lebih disebabkan oleh amburadulnya pengelolaan waktu

Terlepas dari penyebab penundaan tersebut, saya menyadari satu hal bahwa perilaku ini dapat mengganggu produktivitas dan pencapaian individu maupun organisasi.  Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya? 

Pertama, Hal utama yang harus dibangun adalah kesadaran diri untuk berubah. Kesadaran ini dapat dimulai dengan memperbaiki cara pandang terhadap kebiasaan tersebut. 

Pengalaman di atas juga menyadarkan saya bahwa ada dampak negatif yang muncul akibat kebiasaan menunda pekerjaan, seperti, hasil hasil pekerjaan yang tidak optimal, dan kehilangan fokus karena limit waktu yang terbatas.

Bahkan, saya merasakan adanya semacam tekanan psikologis dalam bentuk kecemasan karena khawatir tidak dapat menyelesaikannya tepat waktu.. 

Kedua, adanya prinsip skala prioritas dalam menyelesaikan pekerjaan. Saya yakin setiap orang menggunakan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari. 

Saya sendiri pada dasarnya memiliki prinsip ini dalam menyelesaikan pekerjaan. Hanya saja dalam pelaksanaannya sering bermasalah karena faktor di atas tadi sehingga membuatnya menjadi kacau balau. 

Memang tidak mudah untuk menyelesaikan pekerjaan ketika kita berhadapan dengan pekerjaan yang membosankan. Namun dengan menyadari dampak atau resiko yang ditimbulkan akan memberikan motivasi yang kuat untuk menyelesaikannya.

Ketiga, saya mencoba membuat daftar tugas agar tetap berada pada jalurnya. Ini mungkin bersifat teknis dan sederhana tetapi akan sangat membantu memantau rentetan tugas atau pekerjaan yang telah, sedang, dan akan diselesaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun