Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran (Catatan 4)

13 November 2023   09:41 Diperbarui: 13 November 2023   11:15 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matematika bukan semata-mata tentang bilangan dan operasinya. Dikaitkan dengan pengembangan keterampilan numerasi yang digaungkan saat ini, pembelajaran Matematika lebih ditekankan kepada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Apa itu keketerampilan numerasi?

Dikutip dari Platform Merdeka Mengajar, kemampuan numerasi dimaknai sebagai kemampuan individu untuk belajar secara matematis dalam merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika untuk menyelesaikan masalah dalam beragam konteks dunia nyata. Numerasi tersebut mencakup konsep, prosedur, fakta, dan alat untuk mendeskripsikan menjelaskan dan memprediksi fenomena sehari-hari.

Dalam konteks pembelajaran bilangan di kelas 1, guru cenderung mengenalkan bilangan hanya sampai pada keterampilan berhitung. Guru mengabaikan bagaimana penerapan bilangan dalam kehidupan seharo-hari.

Guru dapat merancang pembelajaran memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan tentang bilangan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pengalaman sehari-hari yang melibatkan aspek numerasi.

Misalnya, untuk mengambil buku pelajaran guru tidak perlu membagi buku kepada siswa. Siswa dapat menggunakan kartu bilangan yang digunakan sebagai kartu antrean untuk mengambil buku secara mandiri. Ini merupakan salah satu bentuk penerapan keterampilan numerasi yang banyak ditemukan di rumah sakit, bank, kantor pos, dan berbagai ruang layanan publik lainnya. 

Pada siswa kelas 1, guru juga dapat mengajarkan bilangan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di dalam ruang kelas. Siswa dapat ditugaskan menghitung jumlah bangku atau meja, jumlah buku pelajaran, atau jumlah siswa laki-laki dan perempuan. Dari hasil penghitungan tersebut dapat dikembangkan kepada operasi penjumlahan atau pengurangan sederhana. Ini juga akan membantu siswa memahami konsep lebih dari atau kurang dari dalam elemen bilangan.

Numerasi tidak saja tercermin dalam pembelajaran matematika tetapi dapat dintegrasikan pada mata pelajaran lain. Dalam pelajaran IPA, misalnya, keterampilan numerasi dapat dilibatkan untuk mengukur pertumbuhan tanaman setiap minggu dengan menggunakan alat ukur yang dibutuhkan.

Pembelajaran Matematika sebaiknya menyenangkan

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran kerap dianggap sulit dan menakutkan. Pada semua jenjang, hanya sedikit siswa yang memperlihatkan antusiasme tinggi pada mata pelajaran ini. 

Ketika sebagian besar melihat Matematika sebagai horor dan mimpi buruk, saya termasuk salah satu kelompok orang yang saat masih sebagai pelajar sampai menjadi mahasiswa melihat Matematika sebagai hantu. Bahkan sampai sekarang Matametika bagi saya tetap terlihat sebagai sesuatu yang sulit. Apalagi jika mengenang materi Matematika saat duduk dibangku SMA.

Matematika pada jenjang sekolah dasar tentu masih sederhana bagi mereka yang duduk di bangku SLTA atau perguruan tinggi. Namun, bagi sebagian besar anak-anak SD tetap saja membutuhkan proses dan waktu yang lebih lama untuk belajar.

Oleh karena itu, pembelajaran matematika perlu menggunakan pendekatan, strategi, dan media yang menarik serta menyenangkan. Apa yang telah dilakukan oleh guru berdasarkan hasil observasi di atas bukan berarti membuat siswa terlihat tidak menyenangkan. Akan tetapi, penting untuk memperhatikan proses pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan dan gaya belajar siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun