Dalam proses pembelajaran kesalahan adalah hal yang wajar. Sebagian siswa dapat melakukan instruksi yang diberikan guru dengan baik, menjawab pertanyaan dengan sempurna, atau melakukan sebuah tindakan dengan benar.
Bagi sebagian siswa lainnya bisa berlaku sebaliknya. Mereka tidak dapat mengerjakan tugas tertentu dalam pembelajaran karena mengalami jalan buntu. Kalaupun mengerjakan tugas mereka tidak dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Hal ini bisa jadi karena siswa salah memahami instruksi dan tidak fokus pada pelajaran karena berbagai penyebab. Ini merupakan bentuk kesalahan yang bisa ditemukan dalam pembelajaran.
Asesemen menjadi salah satu instrumen untuk mendeteksi kesalahan atau kegagalan yang dilakukan peserta didik. Pada titik ini, guru hendaknya hadir untuk memberikan pemahaman bahwa kesalahan bukanlah sesuatu yang buruk.
Guru hendaknya menyadarkan peserta didik bahwa kesalahan atau kegagalan itu dapat diperbaiki sehingga mendorong mereka untuk belajar, mengembangkan diri, dan tumbuh menjadi lebih baik.
Peserta didik perlu diberikan keyakinan bahwa kesalahan dapat memberikan pelajaran berharga. Kesalahan bukan titik akhir yang membuat peserta didik patah semangat.
Dengan membangun pemahaman dan kesadaran tentang kesalahan, peserta didik diharapkan dapat membangun ketahanan, rasa ketekunan, dan rasa percaya diri. Kesalahan akan membuat mereka berupaya mengatasi kesulitan.
Guru hendaknya tidak membiarkan kesalahan yang membuat peserta didik putus asa atau takut mencoba hal baru. Alih-alih membiarkan, guru sebaiknya menanamkan keyakinan kepada peserta didik bahwa kesalahan akan menjadi aset yang berharga jika dijadikan peluang untuk belajar, tumbuh, dan mengembangkan diri.
2. Belajar bukan tentang kecepatan
Belajar bukan hanya tentang kecepatan mengandaikan bahwa di dalamnya ada proses yang kompleks dan melibatkan pemahaman, retensi informasi, dan penerapan pengetahuan.
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda untuk mengingat dan mempertahankan informasi atau keterampilan yang telah dipelajari dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa anak tidak cukup cepat mengingat informasi yang diberikan jika disampaikan secara verbal. Beberapa anak lain lebih cepat memahami sesuatu dengan simulasi atau demonstrasi.