Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar Sistem Pernapasan dengan Pendekatan Terintegrasi

7 Oktober 2023   21:22 Diperbarui: 11 Oktober 2023   07:59 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Bagian-bagian saluran pernapasan. (Shutterstock via Kompas.com)

Hal terpenting dari kegiatan menggambar tersebut merujuk kepada muatan utama materi IPAS, dalam hal ini sistem pernapasan manusia. Menggambar dapat diandaikan sebagai salah satu bentuk simulasi terhadap sebuah objek. 

Dilansir dari Wikipedia, simulasi memiliki padanan kata dengan "pengimakan". Simulasi secara sederhana sering diartikan sebagai suatu proses peniruan dari sebuah objek. 

Dalam kegiatan ini, anak-anak difasilitasi dengan gambar sistem pernapasan untuk ditiru atau digambar ulang pada media atau kertas lain lain. Simulasi dengan gambar ini bertujuan untuk memperkuat ingatan tentang organ pernapasan manusia.

Kegiatan menggambar sistem pernapasan ini juga didasari oleh teori kognitif. Anak-anak kelas 5 secara umum masih berusia 11-12 tahun. Dilansir dari halo.doc, pada usia 7-11 tahun, berdasarkan teori kognitif Piaget, anak-anak berada pada tahap perkembangan operasional konkret.

Pada usia ini anak-anak diyakini telah mampu memecahkan masalah secara logis tetapi mereka belum bisa berpikir secara abstrak atau hipotesis. 

Pada fase ini anak-anak masih memiliki kecenderungan untuk memahami sesuatu jika dihadapkan pada benda konkret atau paling tidak ilustrasi tertentu berupa gambar atau model 3D.

Secara sepintas menggambar dan belajar sistem pernapasan memang tidak mencerminkan hubungan yang relevan. Namun, dengan menggambar anak-anak diharapkan akan lebih mudah mengingat atau menghafal organ-organ yang menyusun sistem pernapasan. 

Menghafal kerap kali ditempatkan sebagai aktivitas kognitif pada level paling sederhana. Menghafal sebagai kerja pikiran dikelompokkan sebagai aktivitas belajar dengan level paling rendah. Kerja otak ini dianggap pula sebagai kinerja kognitif yang tidak membuat peserta didik berpikir kritis.

Anggapan ini bisa jadi ada benarnya. Namun patut diingat pula bahwa dalam banyak kondisi menghafal masih tetap relevan dalam proses pembelajaran. Sementara itu pembelajaran yang melibatkan hafalan menjadi sebuah aktivitas yang menjemukan bagi peserta didik dewasa ini.

Menghafal adalah proses belajar untuk mengingat dan menyimpan informasi, fakta, konsep, atau data dalam ingatan seseorang tanpa harus mengandalkan referensi eksternal. Aktivitas menghafal umumnya melibatkan pengulangan berulang kali.

Tentu tidak mudah untuk menghafal dan mengingat nama-nama organ pernapasan dalam tubuh manusia. Diperlukan strategi dan atau metode untuk membantu memperkuat ingatan peserta didik dengan cara yang menarik dan menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun