Alam keluarga menjadi basis paling utama dalam pengembangan karakter, budi pekerti, agama, dan perilaku sosial. Alam perguruan atau lembaga pendidikan berperan dalam pengembangan wiyata atau pengajaran dalam penguatan karakter, menumbuhkan intelektual, tempat anak-anak memperoleh asupan ilmu pengetahuan, dan pengajaran tentang kecakapan atau keterampilan.
Alam pemuda, yang sekarang diterjemahkan menjadi kehidupan sosial kemasyarakatan, sebagai tempat sang anak berlatih membentuk dan mengenbangkan watak atau karakter dan kepribadiannya. Di lingkungan masyarakat anak-anak mengembangkan keterampilan sosial melalui interaksi dengan masyarakat sekitar.
Dewasa ini orang tua tidak bisa mengandalkan lingkungan sosial secara utuh sebagai area tumbuh kembang anak. Diperlukan pengawasan yang intens terhadap pergaulan anak-anak di lingkungan sosialnya. Pengawasan itu dilakukan bukan berarti membentuk anak-anak menjadi pribadi yang anti sosial. Namun, untuk memastikan rutinitas apa yang dilakukan dalam pergaulan mereka.
Jika kembali kepada tripusat pendidikan di atas, kerja sama antara guru dan orang tua memiliki peran yang sangat penting ketika lingkungan tidak menjamin situasi yang ramah terhadap perkembangan pribadi anak. Keduanya saling melengkapi dan berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi perkembangan akademik, sosial, dan emosional anak.
Guru dan orang tua merupakan dua model yang sehari-hari menjadi sandaran perkembangan murid. Dua figur ini menjadi sumber dukungan paling utama bagi anak-anak. Kedua figur berperan dalam memberikan dukungan dan motivasi kepada anak. Ketika anak merasakan dukungan dari dua sumber ini, mereka merasa didukung secara penuh dalam proses belajar dan mengembangkan diri.
Kolaborasi pengawasan antara guru dan orang tua harus berjalan sejajar. Guru memberikan wawasan tentang perkembangan akademik anak di sekolah, sementara orang tua dapat memantau perkembangan anak di rumah. Keduanya dituntut untuk berbagi informasi dan bekerja sama dalam mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.
Kerjasama tersebut juga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perkembangan siswa. Guru memberikan informasi tentang kemajuan akademik dan kebutuhan pendidikan anak di lingkungan sekolah, sedangkan orang tua berbagi pemahaman tentang karakter dan perkembangan anak di rumah. Kombinasi ini membantu dalam merencanakan strategi pendidikan yang lebih efektif.
Melalui kerjasama pula akan memungkinkan guru (pihak sekolah) dan orang tua dapat memberikan koreksi yang konstruktif kepada anak ketika diperlukan. Dengan pendekatan yang positif, ke dua belah pihak dapat membantu anak memahami kesalahan dan cara memperbaikinya. Saran orang tua melalui WhatsApp di atas merupakan indikator kepedulian orang tua terhadap perilaku dan kebiasaan siswa yang tidak wajar.
Jika anak mengalami masalah akademik, sosial, atau emosional, kerja sama antara guru dan orang tua memungkinkan pencarian solusi bersama. Dengan begitu, mereka dapat membantu anak mengatasi hambatan yang mungkin dihadapi.
Akhirnya kerja sama antara guru dan orang tua membutuhkan komunikasi yang terbuka, saling pengertian, dan tujuan yang sejalan. Ketika keduanya bekerja bersama dalam mendidik anak, hasil yang optimal dapat dicapai untuk perkembangan holistik anak.
Lombok Timur, 22 Agustus 2023