Keesokan harinya, saat masuk kelas saya kembali menegaskan kepada anak-anak untuk tidak membiasakan diri berbicara kasar. Tidak saja di medsos tetapi juga dalam interaksi di rumah, sekolah dan masyarakat. Jika di luar sekolah ada orang yang suka mengumpat orang lain saya tekankan agar tidak ditiru.
Anak bungsu saya yang masih balita juga pernah membuat saya terperangah karena tetiba saja mengeluarkan umpatan yang kurang pantas. Usut punya usut ternyata dia sering mendengar salah seorang teman bermainnya. Rupanya salah seorang temannya terbiasa mendengar kata-kata yang kasar dari orang tuanya.
Umpatan kasar merupakan salah satu bentuk perundungan secara verbal, "verbal bullying". Verbal bullying bisa jadi berubah menjadi sebuah kekerasan fisik jika dibiarkan berkembang. Ini karena tidak semua orang terbiasa mendengar kata-kata kasar.
Pada sekelompok orang umpatan kasar bisa jadi sebuah kebiasaan dan menunjukkan keakraban. Akan tetapi, pada kelompok lainnya kata-kata kasar dapat menciptakan perasaan tidak nyaman dan bahkan kemarahan. Pesan dalam WAG di atas merupakan salah satu contohnya.
Insiden tersebut mengingatkan saya pada ungkapan terkenal, "Dibutuhkan satu desa untuk membesarkan seorang anak." Sebuah sumber menyebutkan bahwa ungkapan ini berasal dari Hilliary Clinton. Sumber lainnya menyebut ungkapan itu merupakan peribahasa yang berasal dari Afrika.
Dilansir dari Wikipedia, peribahasa tersebut memiliki makna yang identik dengan beberapa peribahasa yang berkembang di Afrika. Beberapa peribahasa tersebut, antara lain, "Terlepas dari orang tua kandung seorang anak, asuhannya milik masyarakat", dan "Barang siapa yang tidak diajar oleh ibunya akan diajar dengan dunia."
Daftar ungkapan atau peribahasa di atas sesungguhnya merupakan refleksi bahwa perkembangan hidup manusia sangat dipengaruhi oleh kehidupan kolektif atau kehidupan lingkungan sosial budaya tempat individu tumbuh dan berkembang.
Peribahasa "Dibutuhkan satu desa untuk membesarkan seorang anak" dapat dipastikan berhubungan erat dengan proses pendidikan. Membesarkan dalam ungakapan tersebut dapat dikaitkan dengan upaya mendidik.
Ungkapan tersebut juga berarti bahwa, pandangan tentang pengaruh lingkungan terhadap seseorang berlaku universal. Semua orang sepakat bahwa perkembangan pribadi seseorang tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya. Seorang anak bisa lahir dari keluarga yang baik dan ramah anak. Namun jika keluarga tersebut berada di lingkungan masyarakat yang berantakan, sedikit banyak bisa berdampak pada anak perilaku anak yang bersangkutan.
Ketika orang tua memiliki tetangga atau katakan saja masyarakat yang tidak kondusif untuk perkembangan anak, tentu yang bersangkutan tidak dapat memilih untuk pergi begitu saja dari lingkungan tersebut. Konsekuensinya terlalu kompleks. Orang tua harus mencari tempat tinggal baru dan ini tidak mudah. Belum lagi harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Pilihan satu-satunya hanya dengan melakukan kontrol terhadap pergaulan anaknya.
Dalam konteks pendidikan, tanggung jawab mendidik bukan saja menjadi milik lembaga pendidikan saja tetapi juga keterlibatan orang tua dan masyarakat. Ki Hajar Dewantara dengan gagasan Tripusat Pendidikan menyebutkan pentingnya tiga elemen dalam proses pendidikan, yaitu, alam keluarga, alam perguruan, dan alam pemuda.