Minggu pertama bulan Agustus 2023, di akhir pekan, saya mendapatkan undangan mengikuti Lokakarya Komunitas Belajar Program Sekolah Penggerak Angkatan I Kabupaten Lombok Timur. Peserta lokakarya masing-masing sekolah terdiri dari kepala sekolah, dua orang guru, dan pengawas.
Setelah pembukaan peserta lokakarya memasuki ruangan masing-masing sesuai kelompok yang telah ditentukan panitia. Setiap ruangan dimentori dua orang fasilitator Program Sekolah Penggerak.
Topik lokakarya tersebut terfokus pada komunitas belajar. Pada sesi awal, kegiatan lokakarya dimulai dengan proses refleksi peserta tentang pengalaman komunitas belajar masing-masing.
Hasil refleksi peserta menunjukkan perkembangan komunitas belajar yang bervariasi. Hasil refleksi menggambarkan bahwa semua peserta telah memiliki dan atau bergabung dalam komunitas belajar. Komunitas yang ada mulai dari komunitas intra sekolah, komunitas antar sekolah atau pada tingkat gugus dan kecamatan hingga kabupaten.
Melalui Platform Merdeka Mengajar, para peserta juga telah bergabung dalam komunitas belajar daring dengan jangkauan yang lebih luas. Platform pembelajaran dengan ciri khas microlearning itu juga memberikan kesempatan kepada setiap pengguna membuat komunitas sendiri dan mengundang pendidik lain untuk bergabung.
Dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka, Komunitas belajar menyaran kepada keberadaan sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama terhadap transformasi pembelajaran. (Dikutip dari kemdikbud.go.id)
Keberadaan komunitas belajar pada dasarnya memiliki fungsi yang tidak berbeda dengan Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan berbagai kelompok sejenis. Semuanya merupakan instrumen yang mewadahi pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kemampuan profesional dalam rangka meningkatkan kinerja di satuan pendidikan masing-masing.
Kegiatan lokakarya tersebut lebih bersifat reflektif. Fasilitator kegiatan lebih banyak mengajak peserta untuk melakukan refleksi tentang kegiatan komunitas belajar, manfaat, hambatan, serta tantangan yang ditemukan dalam komunitas masing-masing. Hasil refleksi tersebut kemudian dipresentasikan dalam kegiatan yang sama. Dalam artikel ini saya hanya mencatat beberapa dampak yang dirasakan peserta berdasarkan hasil refleksinya.
Pertukaran Pengalaman
Pengalaman setiap pendidik dalam proses pembelajaran di kelas berbeda-beda. Seorang pendidik tidak jarang menemukan jalan buntu saat menjumpai siswa yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru memerlukan diskusi dengan teman sejawat baik di sekolah itu sendiri maupun sekolah lainnya. Di sinilah media komunitas belajar menempati peran penting.
Melalui komunitas belajar, setiap anggota dapat berbagi pengalaman tentang aktivitas pembelajaran di ruang kelas masing-masing. Para pendidik dapat berbagi tentang strategi atau metode yang tepat, praktik terbaik dalam mengajar, penggunaan media ajar, teknik asesmen, dan berbagai pengelolaan pembelajaran yang menarik. Melalui diskusi, anggota komunitas belajar dapat saling melengkapi kekurangan dan berbagi kelebihan. Dengan demikian, para pendidik dan tenaga kependidikan akan terbantu dalam memecahkan masalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara kolektif.