Identitas setidaknya terbentuk dari tiga hal pertama identitas yang dibawa sejak lahir, seperti, jenis kelamin, potensi, atau ka
Kedua identitas yang kita bentuk sendiri. Identitas ini merupakan hasil dari proses belajar dan berusaha. Proses belajar menghasilkan identitas intelektual. Latihan tubuh melahirkan kecakapan dan bentuk fisik tertentu.
Ketiga identitas yang diberikan lingkungan. Ini merupakan identitas yang dimiliki seseorang sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. Interaksi itu akan membentuk identitas budaya, sosial. Misalnya, penyematan tokoh masyarakat sebagai kyai atau tuan guru yang diberikan masyarakat karena seseorang memiliki pengetahuan agama yang cukup.
3. Tidak ada identitas yang lebih unggul atau lebih rendah
Identitas, sejauh menunjukkan hal positif, pada dasarnya memiliki nilai kesetaraan yang sama. Jika berbicara tentang kesetaaraan manusia, apapun kategorinya tidak ada sebuah identitas yang lebih unggul atau lebih rendah dari identitas yang lain. Dalam konteks ini identitas yang bersifat negatif tidak dibahas.
Sebagai ilistrasi, kesetaraan identitas di sebuah lingkungan sekolah. Guru atau pendidik mungkin memiliki perbedaan status kepegawaian, ASN atau honorer. Di antara pendidik atau peserta didik bisa jadi memiliki latar belakang agama, suku, atau status ekonomi yang beragam.
Perbedaan identitas itu tentu tidak membuat adanya dikotomi identitas unggul atau rendah. Pada titik inilah pentingnya setiap orang memiliki kesadaran untuk saling menghargai satu sama lain di tengah perbedaan.
Persamaan dan perbedaan identitas
Di kampus ada identitas mahasiswa dengan populasi paling banyak. Namun, pada saat yang sama mereka bisa datang dengan latar belakang jurusan, asal daerah, agama, kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang beragam.
Ini menunjukkan bahwa selalu ada kesamaan dan perbedaan identitas. Perbedaan identitas tersebut akan memperkaya wawasan dan persepsi kita tentang perbedaan. Adanya perbedaan memungkinkan kita untuk belajar dari pengalaman dan perspektif orang lain.
Perbedaan memungkinkan kita belajar banyak hal sehingga membuat kita menjadi dewasa dalam menjalani kehidupan bersama. Menyadari perbedaan identitas membantu mendorong terbentuknya masyarakat yang inklusif dan beragam. Kesadaran akan perbedaan identitas akan menumbuhkan rasa toleransi dalam keberagaman. Hal ini akan sangat membantu pertumbuhan pribadi dan intelektual yang lebih baik.
Kesadaran akan perbedaan identitas membuat kita dapat belajar mengelola konflik secara bijak dan membangun pengalaman belajar berharga, terutama dalam menghadapi perbedaan dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul dalam interaksi sehari-hari.
Adanya persepsi yang berbeda tentang identitas
Adanya multi identitas yang melekat pada diri seseorang membuatnya harus membuat pilihan tentang identitas yang dianggap paling penting. Seorang peserta didik, menganggap kegiatan ekstrakurikuler lebih penting dan menyenangkan daripada belajar intarkurikuler yang menguras pikiran.