Seseorang bisa jadi memiliki identitas sebagai direktur, tetapi di bawah kepemimpinan seorang ketua RT, dia adalah seorang warga negara, anggota masyarakat sebuah banjar atau pemukiman.
Adanya multi identitas itu sudah menjadi pengetahuan umum. Akan tetapi, banyak orang tidak dapat menempatkan identitasnya sesuai konteks yang dia jalani. Ada orang yang memiliki identitas dengan peran yang pada dirinya melekat kekuatan dan kekuasaan dalam situasi tertentu. Peran itu kemudian dibawa ke dalam situasi yang berbeda.
Tidak jarang kita menemukan adanya yang oknum membawa identitas kekuasaannya saat memasuki ruang publik dan minta dilayani melebihi orang lain. Bahkan orang-orang tertentu yang merasa berada di lingkaran kekuasaan kadangkala melakukan tindakan tidak terpuji.
Kanal YouTube Tribunnews baru-baru ini menayangkan sikap konyol dan angkuh seorang sopir yang membawa mobil dinas melintasi jalan yang baru saja dicor sekelompok warga. Perilaku ini kemungkinan besar dipicu oleh cara pandang yang salah tentang identitas. Bisa jadi sopir itu beranggapan boleh melakukan tindakan itu karena dia sedang membawa kendaraan pejabat.
2. Sifat Identitas
Sifat identitas dalam hal ini menyangkut tiga hal. Pertama, identitas yang bersifat permanen dan tidak permanen.
Identitas permanen merupakan identitas yang tidak dapat diubah. "Identitas permanen" mengacu pada informasi atau atribut yang melekat pada seseorang atau sesuatu dan tidak berubah seiring waktu.
Identitas permanen bisa merujuk pada atribut yang sangat mendasar dan jarang berubah sepanjang hidup seseorang. Ini bisa meliputi hal-hal seperti nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, nomor KTP (Kartu Tanda Penduduk), nomor paspor, dan hal-hal lain yang mengidentifikasi secara unik seseorang.
Identitas permanen lainnya bisa mengacu kepada ciri-ciri fisik, seperti, jenis rambut (ikal, lurus), warna kulit, bentuk hidung. Identitas lain yang bersifat permanen yaitu, identitas suku dan ras. Sejauh apapun saya pergi meninggalkan kampung halaman saya, identitas saya sebagai suku Sasak tetap akan melekat. Warna kulit saya tidak akan mengalami perubahan walaupun melakukan petualangan ke berbagai benua. Demikian juga dengan sifat bawaan saya
Di samping identitas permanen dan ada yang bisa berubah. Sebuah identitas bisa mengalami perubahan. Ini bisa terjadi sebagai konsekuensi dari proses interaksi, proses belajar dan dan usaha. Melalui proses belajar dan berusaha identitas seseorang bisa mengalami perubahan dalam perjalanan waktu.
Dalam masa pendidikan, identitas seseorang dalam periode tertentu dapat menjadi pelajar dan mahasiswa. Pada fase berikutnya dia bisa berubah menjadi pekerja, direktur, atau seorang manajer.
Dewasa ini perubahan identitas itu sangat dinamis. Hari ini seseorang bisa saja seorang akademisi. Dalam periode berikutnya dia bisa melompat ke area politik.