Hari kedua, kegiatan lebih banyak diwarnai kerja kelompok untuk melakukan analisis CP, merumuskan TP, dan menyusun ATP. Setiap kelompok terdiri dari guru kelas dalam satu fase. Masing-masing kelompok memilih salah satu CP dalam satu mapel untuk dianalisis. Hasil analisis CP itu menjadi acuan merumuskan TP dan menyusun TP. Di akhir kegiatan pada hari kedua, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di hadapan peserta lainnya.
Pada hari ketiga, modul ajar dan modul P5 menjadi materi penting yang memerlukan intervensi. Di akhir kegiatan, salah seorang guru melakukan aksi berbagi praktek implementasi pembelajaran kepada peserta.
Upaya memahami implementasi kurikulum tidak cukup hanya dalam tiga hari. Kurikulum bukan hanya tentang CP, TP, ATP, atau modul ajar. Hal yang lebih penting adalah bagaimana kurikulum merdeka mewarnai proses pembelajaran ruang-ruang belajar dan aktivitas lain di lingkungan sekolah dan luar sekolah.
Diperlukan upaya berkelanjutan peserta sebagai pendidik untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mereka melalui belajar secara mandiri dengan memanfaatkan sumber informasi yang begitu melimpah di era digital saat ini. Di samping itu ruang diskusi dengan rekan sejawat seharusnya tetap dibuka komunitas belajar yang ada.
Guru bukan saja pengajar tetapi juga pembelajar. Sebagai sumber belajar bagi peserta didik, guru sejatinya dituntut secara konsisten untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang makin berkualitas kepada peserta didiknya. Guru harus terus mengimbangi berbagai dinamika yang ditemukan dalam proses pembelajaran.
Lombok Timur, 02 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H