Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka (Topik Pelatihan Mandiri PMM)

22 Juli 2023   23:31 Diperbarui: 22 Juli 2023   23:34 3188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan Bimtek (Dokpri)

Hari ketiga "Bimtek Implementasi Kurikulum Muatan Lokal Sasak Kabupaten Lombok Timur", yang dilaksanakan tanggal 20 sampai 22 juli 2023, saya harus berdiri di hadapan sekumpulan kepala sekolah dan guru se-kecamatan dengan sedikit nervous. Sehari sebelumnya, tetiba saja panitia mendapuk saya untuk berbagi informasi tentang tentang pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP). Topik ini merupakan bagian dari materi bimtek yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Terara.

Pada dasarnya saya sedikit ragu untuk menyebarkan pemahaman saya. Namun karena merasa tertantang saya memberanikan diri untuk berdiri di hadapan sekitar 100 orang peserta yang berasal dari 49 sekolah dasar. Dengan sedikit pengetahuan yang saya peroleh dari pelatihan mandiri melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), saya berusaha mempersiapkan diri semalam suntuk sambil mendesign slide presentasi.

Melalui artikel ini pula perkenankan saya juga menarasikan sekelumit pemahaman saya tentang Kurikulum Satuan Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) atau Kurikulum Merdeka. Topik ini sebenarnya terdiri dari 6 modul tetapi artikel ini hanya menjelaskan modul 1 yang berjudul "Makna Kurikulum dalam Pendidikan".

Apa itu Kurikulum?

Kurikulum kerap diandaikan sebagai seperangkat rencana dan pedoman yang digunakan dalam proses pendidikan untuk merancang dan menyusun tujuan, isi, metode, dan evaluasi pembelajaran di suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menentukan apa yang harus diajarkan, bagaimana itu diajarkan, dan bagaimana kemajuan siswa diukur.

Rumusan pengertian kurikulum bisa beragam. Salah satu rumusan menyebutkan bahwa kurikulum merupakan seluruh pengalaman belajar peserta didik. Pada saat yang sama kurikulum merupakan sesuatu yang kompleks dan multidimensi. Kurikulum menyangkut kemampuan yang harus dicapai siswa sebagai bagian dari perencanaan. Kurikulum juga menyangkut proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik dan guru, sumber belajar, media, strategi/metode yang digunakan,dan  evaluasi, dan sebagainya.

Sifatnya yang kompleks dan multidimensi membuat kurikulum dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar. Kurikulum dengan demikian bukan sekadar sebuah pedoman tetapi merupakan serangkaian kegiatan yang memberikan pengalaman belajar peserta didik yang berawal dari titik perencanaan dan pelaksanaan sampai peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang memberikan dampak terhadap perubahan kemampuan secara kognitif, kemampuan sikap, dan keterampilan tertentu.

Kurikulum disusun dengan melibatkan tim penyusun yang terdiri dari pendidik, administrator, dan pakar di bidang pendidikan. Mereka mengacu pada standar pendidikan yang berlaku dan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta perkembangan dalam pendidikan.

Fungsi utama dari kurikulum adalah untuk menyediakan arah dan kerangka kerja yang jelas bagi pendidikan. Ini membantu memastikan bahwa semua siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang diperlukan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Kurikulum juga berfungsi sebagai panduan bagi guru dalam merencanakan pembelajaran dan mengajar dengan efektif.

Perlu dicatat bahwa kurikulum dapat berbeda antara satu negara dengan negara lainnya dan antara institusi pendidikan yang berbeda. Kurikulum dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu sebagai respons terhadap perkembangan dalam pendidikan dan kebutuhan masyarakat. 

Kurikulum itu sendiri terdiri dari beberapa komponen. Sama dengan pengertian, gagasan tentang komponen kurikulum juga beragam. Dikutip dari Modul 1 Hakikat Kurikulum dan Pembelajaran (Universitas Terbuka), komponen kurikulum dipetakan menjadi, komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen media (sarana dan prasarana) , dan komponen strategi pembelajaran 

Dalam bukunya the Based Principle of Curriculum, Ralph Tyler membuat dikotomi komponen kurikulum ke dalam empat kelompok, yaitu, tujuan, konten, metode atau cara dan evaluasi

Beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi menjadi berbeda tujuan pembelajaran atau konten, Panduan pedagogi, dan panduan asesemen.

Keragaman pendapat tentang komponen kurikulum tersebut bu

Mengapa Kurikulum Harus Berubah?

Kehidupan masyarakat pada berbagai aspek kehidupan terus berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Perubahan itu memicu terjadinya persaingan dan tantangan yang makin tinggi dan kompleks. Pendidikan sebagai institusi yang dianggap mampu menjawab tantangan itu dituntut untuk mampu memberikan layanan yang relevan dengan perubahan itu sendiri. 

Pada titik ini, kurikulum sebagai jantung pendidikan dengan sendirinya harus terus disesuaikan dengan dengan zamannya. Kurikulum harus bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid. Kurikulum harus dapat membangun kompetensi sesuai kebutuhan murid saat ini dan masa depan.

Perubahan kurikulum dan layanan pendidikan tersebut sesuai dengan gagasan Ki Hajar Dewantara dalam Merdeka belajar yang memaknai pendidikan sebagai upaya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid. Gagasan ini memberikan pengandaian bahwa pembelajaran termasuk kurikulum sebagai pedomannya harus terus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dari waktu ke waktu. 

Dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai manifestasi dari kurikulum, keterlibatan semua elemen sangat diperlukan. Elemen-elemen tersebut adalah orang tua, masyarakat, dan sekolah. Ketiga elemen ini kerap disebut sebagai tiga pilar pendidikan. Oleh sebab itu ketika kita merancang kurikulum kita harus menempatkan kebutuhan pendapat, pengalaman, hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama.

Kurikulum dirancang untuk murid. Oleh karena itu, semua elemen harus terlibat dalam sebuah kolaborasi untuk mewujudkan capaian pembelajaran dalam bentuk kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. 

Selain tiga pilar di atas, pemerintah (daerah dan pusat) juga menempati posisi sentral. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan tidak saja bertanggung jawab dalam penyediaan infrastruktur tetapi juga dalam pengembangan kurikulum, penyediaan guru yang berkualitas, pengawasan dan penjaminan mutu, sampai pengembangan riset dan inovasi, dan berbagai dukungan lainnya.

Mengapa Harus ada Adaptasi Kurikulum?

Implementasi kurikulum pada tingkat pembelajaran kerap mengalami hambatan. Hal ini karena kurikulum didasarkan pada kebutuhan siswa secara nasional. Pada saat yang sama, terdapat perbedaan karateristik satuan pendidikan yang satu dengan yang lain. Sebagai ilustrasi, karakteristik satuan pendidikan di wilayah pertanian atau perkebunan berbeda dengan satuan pendidikan di wilayah pantai. Setiap sekolah memiliki perbedaan lingkungan dan ekosistem. Hal ini menuntut upaya satuan pendidikan untuk melakukan adaptasi terhadap kurikulum.

Adaptasi kurikulum pada satuan pendidikan juga penting dilakukan karena adanya perubahan lingkungan dari waktu ke waktu menjadi alasan lain pentingnya upaya adaptasi kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Kurikulum harus diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) agar lebih mudah diterapkan pada masing-masing sekolah.

Kurikulum dalam Pembelajaran

Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Fungsi kurikulum sebagai pedoman dan kerangka kerja berarti bahwa seluruh rangkaian proses dan tahapan pembelajaran harus bersandar pada kurikulum. 

Sebelum pembelajaran dilaksanakan guru harus menyusun perencanaan. Penyusunan perencanaan itu mencakup tujuan pembelajaran, materi atau konten yang akan dipelajari, bentuk evaluasi, dan pemilihan strategi atau metode dalam pembelajaran. Semua aspek itu harus mengacu pada kurikulum. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum dan pembelajaran merupakan dua sisi yang integral.

Dalam rangka perbaikan proses pembelajaran dari waktu ke waktu, satuan pendidikan perlu melakukan evaluasi kurikulum secara berkala. Kurikulum yang dinamis harus mengikuti dinamika perubahan kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan dari tahun ke tahun.

Dalam konteks Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), aspek-aspek yang perlu dievaluasi adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik Satuan Pendidikan

Analisis karakteristik satuan pendidikan penting dilakukan dalam rangka mengenal hal-hal yang unik dari sekolah. Sekolah dapat mulai melakukan pengembangan kurikulum dengan melakukan evaluasi kembali karakteristik satuan pendidikan agar satuan dapat menganalisis konteks sekolah (kelebihan dan kekurangan) untuk melihat kebutuhan dan perubahan yang terjadi. Karakteristik tersebut meliputi karakteristik peserta didik, kehidupan sosial budaya, kompetensi dan kecukupan guru dan tenaga kependidikan. Aspek ini merupakan dasar utama dalam melakukan evaluasi  visi misi dan tujuan sekolah.

2. Visi dan Misi Sekolah

Setiap sekolah memiliki visi dan misi yang beragam. Setiap sekolah dapat merumuskan visi dan misi tersebut sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan kondisi sekolah. Setiap tahun visi dan misi dapat dievaluasi berdasarkan ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran haruslah memperhatikan prinsip kontekstual, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, dalam hal ini peserta didik, sumber daya yang tersedia (manusia dan material). Perencanaan pembelajaran tersebut meliputi, alur tujuan pembelajaran, modul ajar, asesmen, media pembelajaran, dan program prioritas satuan pendidikan.

4. Pengorganisasian Pembelajaran

Pengorganisasian pembelajaran yang yang harus diperhatikan dalam penyusunan kurikulum satuan pendidikan meliputi, muatan kurikulum, beban belajar, program intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

5. Sistem Pendampingan, Evaluasi, dan Pengembangan Profesional.

Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah kegiatan pendampingan atau intervensi dalam pelaksanaan program. Sistem pendampingan harus mempertimbangkan sasaran peserta yang meliputi, kepala sekolah, guru kelas atau guru mata pelajaran, siswa, dan orang tua atau wali murid. 

Ketercapaian setiap kegiatan harus dapat memberikan gambaran tingkat keberhasilannya. Oleh karena itu, setiap pelaksanaan program sekolah memerlukan evaluasi. Diperlukan evaluasi diri yang jujur untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri. Evaluasi diri lebih efektif karena dilakukan semata-mata atas kesadaran pribadi sehingga motivasi untuk mengembangkan kompetensi secara mandiri akan lebih konsisten.

Pengembangan profesional adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang. Dalam konteks satuan pendidikan, sasaran pengembangan adalah pendidik dan tenaga kependidikan. Bentuk pengembangan dapat dilakukan melalui, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, mentoring dan kolaborasi.

Pengembangan profesional juga dapat dilakukan dengan kesadaran pribadi pendidik dan tenaga kependidikan melalui keterlibatan dalam komunitas profesional, seminar, atau konferensi yang relevan dengan dunia pendidikan. Membangun hubungan para praktisi pendidikan juga dapat membuka peluang baru dan memperluas jaringan kontak yang dapat pengembangan diri seseorang.

Lombok timur, 22 juli 2023

Referensi utama PMM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun