Dalam bukunya the Based Principle of Curriculum, Ralph Tyler membuat dikotomi komponen kurikulum ke dalam empat kelompok, yaitu, tujuan, konten, metode atau cara dan evaluasi
Beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi menjadi berbeda tujuan pembelajaran atau konten, Panduan pedagogi, dan panduan asesemen.
Keragaman pendapat tentang komponen kurikulum tersebut bu
Mengapa Kurikulum Harus Berubah?
Kehidupan masyarakat pada berbagai aspek kehidupan terus berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Perubahan itu memicu terjadinya persaingan dan tantangan yang makin tinggi dan kompleks. Pendidikan sebagai institusi yang dianggap mampu menjawab tantangan itu dituntut untuk mampu memberikan layanan yang relevan dengan perubahan itu sendiri.
Pada titik ini, kurikulum sebagai jantung pendidikan dengan sendirinya harus terus disesuaikan dengan dengan zamannya. Kurikulum harus bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid. Kurikulum harus dapat membangun kompetensi sesuai kebutuhan murid saat ini dan masa depan.
Perubahan kurikulum dan layanan pendidikan tersebut sesuai dengan gagasan Ki Hajar Dewantara dalam Merdeka belajar yang memaknai pendidikan sebagai upaya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid. Gagasan ini memberikan pengandaian bahwa pembelajaran termasuk kurikulum sebagai pedomannya harus terus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dari waktu ke waktu.
Dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai manifestasi dari kurikulum, keterlibatan semua elemen sangat diperlukan. Elemen-elemen tersebut adalah orang tua, masyarakat, dan sekolah. Ketiga elemen ini kerap disebut sebagai tiga pilar pendidikan. Oleh sebab itu ketika kita merancang kurikulum kita harus menempatkan kebutuhan pendapat, pengalaman, hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama.
Kurikulum dirancang untuk murid. Oleh karena itu, semua elemen harus terlibat dalam sebuah kolaborasi untuk mewujudkan capaian pembelajaran dalam bentuk kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Selain tiga pilar di atas, pemerintah (daerah dan pusat) juga menempati posisi sentral. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan tidak saja bertanggung jawab dalam penyediaan infrastruktur tetapi juga dalam pengembangan kurikulum, penyediaan guru yang berkualitas, pengawasan dan penjaminan mutu, sampai pengembangan riset dan inovasi, dan berbagai dukungan lainnya.
Mengapa Harus ada Adaptasi Kurikulum?
Implementasi kurikulum pada tingkat pembelajaran kerap mengalami hambatan. Hal ini karena kurikulum didasarkan pada kebutuhan siswa secara nasional. Pada saat yang sama, terdapat perbedaan karateristik satuan pendidikan yang satu dengan yang lain. Sebagai ilustrasi, karakteristik satuan pendidikan di wilayah pertanian atau perkebunan berbeda dengan satuan pendidikan di wilayah pantai. Setiap sekolah memiliki perbedaan lingkungan dan ekosistem. Hal ini menuntut upaya satuan pendidikan untuk melakukan adaptasi terhadap kurikulum.
Adaptasi kurikulum pada satuan pendidikan juga penting dilakukan karena adanya perubahan lingkungan dari waktu ke waktu menjadi alasan lain pentingnya upaya adaptasi kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Kurikulum harus diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) agar lebih mudah diterapkan pada masing-masing sekolah.