Setelah cukup halus bumbu itu ditumis sedemikian rupa sampai siap gunakan untuk membumbui masakan.
Bahan yang membutuhkan energi paling besar adalah proses pembuatan santan. Biasanya dimulai dari pengupasan kulit kelapa. Jumlah kelapa tergantung pada tamu pesilaan (undangan).
Makin banyak tamu undangan makin banyak pecawis (sajian) yang harus disiapkan. Termasuk kelapa sebagai bahan pembuatan ares.
Pengupasan kelapa mulai dilakukan sejak malam hari. Semua laki-laki datang untuk bekerja membantu pengupasan. Mereka masing-masing membawa peralatan berupa parang atau pisau. Semua bekerja mengupas kelapa, memisahkan sabut dan tempurungnya.
Keesokan harinya barulah kelapa itu diparut. Jika diparut malam hari, dikhawatirkan akan basi dan membuat rasa santannya tidak sedap.
Sebelum adanya mesin parut, biasanya proses pemarutan dilakukan secara manual. Ini dilakukan secara bersama-sama oleh para laki-laki. Kini pemarutan sudah menggunakan mesin sehingga prosesnya lebih cepat.
Hasil parutan kelapa itu kemudian diperas setelah diseduh dengan air panas. Penggunaan air panas diyakini dapat mempercepat keluarnya santan. Parutan kelapa itu diperas sampai dua atau tiga kali untuk mendapatkan hasil yang maksimum.
Batang pisang atau gedebog sebagai bahan dasar utama pembuatan ares tidak lupa diiris. Bagian batang yang dipilih diupayakan bagian dalam yang masih muda. Pengirisan, juga dilakukan laki-laki, dilakukan tipis-tipis, setebal sekitar 1 cm.
Irisan itu ditampung dalam bak yang direndam dengan air bersih. Air rendaman itu dicampur dengan garam yang berfungsi untuk menghilangkan getah pohon pisang.
Pengirisan batang pisang dilakukan dari pangkalnya. Batang pisang kerap disebut dengan batang semu yang terdiri dari pelepah yang berlapis.