Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pohon Cabai di Pekarangan dan Ketahanan Pangan Keluarga

1 Juli 2023   22:21 Diperbarui: 2 Juli 2023   23:19 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesempatan mengakses pangan setiap keluarga tentu berbeda-beda. Ini sangat tergantung kepada kekuatan atau kemampuan sebuah keluarga untuk mendapatkannya.

Bagi keluarga yang berkecukupan tentu bukanlah hal yang sulit untuk memenuhi pangan atau makanan yang diperlukan. Mereka dapat dengan mudah membeli dan men-supplay makanan untuk keperluan sehari-hari. Akan berbeda dengan keluarga kurang beruntung, pemenuhan kebutuhan dasar itu menjadi permasalahan karena kesenjangan pendapatan dan pengeluaran. Kondisi ekonomi sebuah keluarga menjadi bagian yang paling menentukan dalam menjaga ketahanan pangannya.

Terlepas dari kemampuan sebuah keluarga menjaga ketahanan pangannya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membangun ketahanan pangan keluarga adalah dengan memanfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam. 

Bercocok tanam di pekarangan tentu saja tidak menjamin kebutuhan pangan terpenuhi secara utuh. Kehadiran tanaman di pekarangan, paling tidak, dapat menghasilkan sebagian makanan secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar. 

Hasil tanaman di pekarangan rumah juga dapat membantu menghemat biaya belanja bahan makanan. Kebutuhan sayuran, buah-buahan, dan makanan lainnya sebagian dapat dipenuhi tanpa harus bergegas ke pasar atau ke pusat perbelanjaan. Sebuah keluarga dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya transportasi untuk keluar dari rumah saat ingin mendapatkan bahan makanan.

Bercocok tanam di pekarangan rumah membuat sebuah keluarga memiliki kendali penuh atas teknik pertanian yang digunakan. Sebagai ilustrasi, sebuah keluarga dapat memilih menggunakan metode organik dan menghindari penggunaan pestisida atau bahan kimia berbahaya lainnya. Ini akan membuat hasil tanaman dan lingkungan lebih sehat.

Pekarangan yang sempit bukanlah halangan terbesar untuk bercocok tanam. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada sebuah keluarga untuk mengeksplor teknik pertanian yang memungkinkan. 

Bertanam dengan polybag dan menggunakan teknik hidroponik dapat menjadi alternatif bercocok tanam yang tepat. Teknik ini sangat mendukung untuk bercocok tanam pada lahan yang sempit.

Bertanam dengan teknik hidroponik dengan memanfaatkan tembok halaman rumah (Dokumen pribadi)
Bertanam dengan teknik hidroponik dengan memanfaatkan tembok halaman rumah (Dokumen pribadi)

Kehadiran tanaman di pekarangan juga dapat membantu meningkatkan kualitas udara di sekitar rumah. Tanaman menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida, sehingga membantu mengurangi polusi udara.

Manfaat lainnya, untuk menghasilkan tanaman di pekarangan diperlukan aktivitas fisik. Hal ini bermanfaat untuk kesehatan. Aktivitas bercocok tanam dapat menjadi bentuk olahraga ringan yang melibatkan seluruh tubuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun