Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa Mengangkat Derajat Manusia (Sebuah Catatan Safari Ramadhan)

5 April 2023   09:50 Diperbarui: 5 April 2023   09:51 1885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk memahami peran puasa ini Tuan Guru mulai dengan menjabarkan tentang sifat 4 makhluk ciptaan Allah SWT, yaitu, malaikat, iblis, binatang dan manusia. 4 makhluk ini memiliki sifat yang berbeda-beda.

Malaikat adalah makhluk yang memiliki sifat taat. Kebahagiaan malaikat adalah bersujud kepada Allah SWT. Mereka adalah kelompok makhluk yang tidak pernah sekalipun melanggar perintah Allah SWT dan sangat membenci orang-orang yang melakukan pelanggaran terhadap larangan. Tidak berlebihanlah jika dalam kehidupan sehari-hari kita kerap menyematkan hati malaikat kepada orang yang suka berbuat baik, seperti, membantu orang lain, menolong sesama, atau orang yang berkorban untuk orang banyak.

Selain malaikat ada iblis yang memiliki sifat berlawanan dengan malaikat. Iblis merupakan kelompok makhluk yang selalu membangkang perintah Allah SWT. Iblis bahkan selalu mengajak manusia kepada kemungkaran, berbuat maksiat, dan menggoda manusia dari segala sisi agar melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar perintah Allah SWT. Iblis senantiasa membujuk orang agar tidak menjalankan perintah agamanya, selalu berupaya agar orang meninggalkan shalat, tidak berpuasa, tidak menunaikan zakat, dan tidak menunaikan ibadah haji. 

Iblis juga terus menerus membujuk manusia agar berlaku pelit, berjudi, mabuk-mabukan, mencari keuntungan dengan cara-cara yang tidak halal, atau menginjak orang lain untuk mendapatkan kepuasan.

Makhluk lainnya yaitu binatang, yang hidup dengan dua karakter. Pertama, membahayakan makhluk lain. Binatang menjadikan makhluk lain sebagai objek teror. Sifat ini mengandaikan bahwa di antara kehidupan binatang ada persitiwa saling memakan. Binatang yang satu memakan binatang lainnya. Contohnya, harimau, singa, ular, dan binatang buas lainnya. Kedua, sepanjang hidupnya hewan hanya memiliki orientasi hidup memenuhi kebutuhan metabolik. Mereka hanya hidup untuk makan, tidur, dan beranak pinak.

Manusia sendiri berbeda dengan tiga makhluk di atas. Manusia memiliki sifat yang terdiri dari gabungan sifat malaikat, iblis, dan binatang. Manusia memiliki sifat-sifat malaikat dengan adanya kecenderungan kepada kebaikan. Sejahat-jahatnya manusia selalu terlintas dalam hatinya untuk berbuat baik. Pada saat yang sama, manusia yang sehari-hari terlihat baik juga pernah berkata tidak baik, menyinggung perasaan orang lain, dan sebagainya.

Manusia juga diandaikan memiliki sifat dasar iblis, cenderung pada kemaksiatan. Dalam konteks pergaulan, cara hidup kita kerap tergoda oleh pergaulan sehari-hari. Penggunaan narkoba, kenakalan remaja, dan berbagai tindakan kriminal lainnya lebih banyak dipengaruhi oleh godaan pada lingkungan pergaulan. Sebagai makhluk hidup manusia juga memiliki kecenderungan hewaniyah sebagaimana mana hewan juga membutuhkannya. 

Jika harimau suka memangsa hewan lain, secara metafora, manusia juga suka memangsa sesama manusia. Sejak generasi pertama turunan adam dan hawa telah terjadi pembunuhan atas saudara sendiri. Kasus Sambo, penganiayaan David, pembunuhan pelajar SD di Sukabumi dalam minggu ini, dan berbagai tindakan keji lainnya merupakan bukti bahwa sisi hewaniyah manusia tidak dapat dinafikan. Dalam perilaku kejahatan yang lebih ringan, banyak orang mencari kesenangan di atas penderitaan orang lain. Manusia memiliki kecenderungan untuk mengambil hak sesama dan berkuasa atas manusia lainnya.

Puasa meningkatkan derajat 

Melalui puasa manusia diharapkan dapat mengerucutkan sifat-sifat negatif di atas menuju ketaqwaan. Tujuan akhir puasa adalah membawa seseorang kepada sifat-sifat malaikat tanpa meninggalkan sifatnya sebagai manusia yang memiliki hawa nafsu. Hanya saja hawa nafsu itu sedapat mungkin dikendalikan dan diarahkan kepada hal-hal yang bersifat positif.

Taqwa tidak saja melaksanakan ritual ibadah saja. Lebih dari itu ketaqwaan ditunjukkan oleh peran seseorang dalam kehidupan sehari-hari bagi orang lain. Ketaqwaan juga berhubungan dengan bagaimana seseorang mengambil peran dalam memberikan dampak positif dalam kehidupan bersama.

Tuan guru menegaskan bahwa dalam beberapa ayat Allah SWT menggambarkan manusia sebagai makhluk paling sempurna. Salah satunya surah at-Tin Ayat 4. 

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun