Puasa merupakan ibadah yang tidak tampak sebagaimana shalat, zakat, atau haji. Kita bisa menyaksikan secara jelas seseorang sedang melaksanakan ibadah shalat, membayar zakat, atau pergi menunaikan haji. Tetapi, siapa yang dapat memastikan kita sedang puasa atau tidak. Hanya kita sendiri dan Allah SWT. Di sinilah kejujuran itu memiliki peran penting.
Kita bisa saja tidak sedang berpuasa tetapi bersikap seolah-olah puasa. Kita bisa membohongi orang lain tetapi kita tidak akan dapat mendustai diri sendiri. Kejujuran memberikan kekuatan kepada kita untuk menjalani ibadah puasa dengan ikhlas.
Ramadhan mengajarkan kita untuk jujur pada diri sendiri dengan tidak melakukan tindakan yang membatalkan puasa seperti makan dan minum atau berhubungan intim dengan pasangan.
Mencegah Hoax
Hari ini kita terus menerus diterpa badai kebohongan. Kehadiran teknologi informasi telah menghasilkan ketidakjujuran yang begitu massiv. Teknologi informasi telah memfasilitasi orang untuk memanipulasi informasi secara cepat. Hal ini membuat perbedaan yang sangat tipis antara berita faktual dan berita hoax.
Kesempurnaan puasa Ramadhan bukan hanya sebatas menahan diri dari makan dan minum sejak fajar hingga maghrib dan mengekang nafsu syahwat. Dalam konteks ini, puasa menjadi momentum untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dengan memilih informasi yang patut dikonsumsi dan disebarkan.
Hal ini menjadi bagian dari cara kita membangun nilai-nilai kejujuran itu dalam hubungan sosial. Puasa Ramadhan hendaknya membuat kita lebih menggunakan pikiran jernih untuk menanggapi sebuah informasi.
Apa perlunya memberikan respon sebuah informasi? Bagaimana menanggapi informasi? Perlukah informasi itu disebarkan kepada orang lain? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membuat kita lebih bijaksana dalam menanggapi sebuah persoalan agar kita tidak terlilit dalam rantai hoax itu sendiri.
Menahan Diri dari Perilaku Curang
Curang merupakan salah satu bentuk ketidakjujuran. Curang identik dengan sikap tidak adil dan ini tercermin dalam perilaku kita sehari-hari.
Curang dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Kita bisa melihat kecurangan pada pedagang yang mengurangi timbangan, pada majikan yang memotong upah pekerja, atau pekerja yang tidak sesuai dengan harapan tuannya.
Curang dapat menjangkiti dunia birokrasi, politik, dan sampai kehidupan rumah tangga. Dalam dunia birokrasi ada penyalahgunaan wewenang, korupsi, pencucian uang, dan sampai kecurangan laporan.
Kecurangan dalam penyelenggaran politik pun acapkali tidak dapat dihindari. Kecurangan ini bisa dalam bentuk pembelian suara, manipulasi data pemilih, sampai penyebaran informasi yang tidak benar untuk menjatuhkan pesaing.