Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Ramadhan, antara Pengendalian Diri dan Meningkatnya Kebutuhan

24 Maret 2023   16:13 Diperbarui: 25 Maret 2023   09:52 2880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar kita beranggapan bahwa berbuka menjadi momen istimewa. Maka persepsi yang muncul adalah menu berbuka juga harus istimewa, harus enak dan lezat. Makanan harus berbeda dengan makanan di hari lain di luar Ramadhan.

Persepsi tentang menu berbuka di atas bermuara pada meningkatnya biaya hidup saat Ramadhan tiba. Biaya kebutuhan makanan menjadi mengalami peningkatan. Belum lagi menjelang lebaran, kebutuhan makanan dan pakaian mengalami peningkatan.

Fenomena di atas menunjukkan bahwa Ramadhan tidak serta merta membuat kita mampu menahan diri secara individu dari kebutuhan dasar kita. Ramadhan malah sebaliknya membuat kita menjadi makin konsumtif.

Menu berbuka kita setiap hari berbeda dengan menu makanan pada umumnya di luar Ramadhan. Di luar Ramadhan sebagian kita tidak terlalu mempersoalkan jenis menu makanan sehari-hari tetapi ketika Ramadhan tiba semua berubah. Kita akan memilih makanan terbaik, paling lezat, lalu berbuka puasa sepuas-puasnya.

Jika kembali kepada makna puasa Ramadhan, sesungguhnya kita belum sepenuhnya memanfaatkan Ramadhan sebagai bulan latihan. Perilaku makan kita saja belum menempat Ramadhan sebagai bulan yang memberikan kepada kita untuk belajar mengendalikan hawa nafsu.

Di satu sisi kita setuju bahwa Ramadhan mengajak kita hidup dalam kesederhanaan tetapi di sisi lain sikap konsumerisme mewarnai suasana puasa kita.

Ramadhan Penuh Berkah

Cara kita memaknai bulan Ramadhan sebagai bulan pengendalian hawa nafsu sebagaimana diuraikan di atas tentu tidak seluruhnya dapat dianggap salah.

Bulan Ramadhan penuh berkah, bulan yang memberikan banyak kebaikan. Hal ini telah menjadi keyakinan bersama umat Islam.

Kecenderungan konsumtif kita dalam bulan Ramadhan menjadi berkah bagi banyak orang. Munculnya penjual makanan saat Ramadhan merupakan sisi positif dari kecenderungan kita berbuka puasa dengan menu istimewa. 

Momentum Ramadhan memicu geliat ekonomi para pengusaha makanan. Apalagi menjelang lebaran, kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan makanan dan pakaian menjadi berkah bagi para pelaku ekonomi, tidak saja pengusaha besar tetapi juga pedagang kecil.

Belum lagi tradisi mudik yang telah menjadi aktivitas tahunan. Tradisi pulang kampung itu tentu saja memberikan dampak positif bagi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun