Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Para Pencari Gaharu, Catatan Perjalanan Menantang Rimba

8 Februari 2023   22:58 Diperbarui: 8 Februari 2023   23:22 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka, Para Pencari Gaharu, merupakan orang-orang orang nekat dengan keberanian yang luar biasa. Mereka berani menantang rimba Kalimantan Utara dengan berbagai bahaya yang menghadang.

Para Pencari Gaharu (PPG) merupakan orang-orang yang dilengkapi anugerah dengan keberanian yang melampaui batas toleransi. Mereka sama saja dengan pemanjat gedung pencakar langit yang berani menantang maut

Jika pemanjat gedung berhadapan ketinggian dan kekuatan gravitasi bumi, PPG harus berhadapan dengan kehidupan buas alam rimba. Mereka harus berjumpa dengan perubahan cuaca ekstrem, tebing yang curam, atau binatang buas.

Bahaya paling menakutkan menurut mereka adalah tersesat dan kehilangan arah. Kepada siapa hendak minta pertolongan selain pasrah jika tidak bertemu seseorang. Dalam rimba tidak mungkin dapat memanfaatkan smartphone untuk memanggil bala bantuan. Tidak ada signal. 

Belum lagi resiko kehabisan bekal, terutama beras. Serangan malaria dari nyamuk anopheles juga bahaya lain yang tidak kalah menakutkan. Katanya, sudah ada di antara mereka meninggal akibat serangan parasit Plasmodium itu. Salah seorang temannya tertimpa pohon dan dimakamkan dalam belantara.

Secara berkelompok mereka masuk hutan. Mereka menaklukkan bukit, menantang arus sungai. Di tengah hutan mereka membangun tenda sekadar tempat berteduh semalam untuk melanjutkan perjalanan besok pagi. 

Setiap kelompok bisa terdiri dari 5-10 orang. Masig-masing anggota membawa beban sambil berjalan kaki. Paling tidak setiap orang membutuhkan beban 70 kg berupa makanan, selimut, terpal, pakaian, dan kebutuhan lain. Dengan beban itu mereka menembus belantara, membelah sungai, menaklukkan bukit, dan menantang berbagai sisi alam liar hutan Kalimantan.

Untuk melakukan petualangan itu, mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan. Petualangan itu membuat mereka harus membawa sangu atau bekal perjalanan yang cukup. Menempuh perjalanan dengan beban begitu berat dan medan tempuh yang penuh bahaya hanya dapat dilakukan oleh orang-orang bernyali.

Tiga hal yang harus mereka miliki, keberanian atau mental rimba, fisik yang kuat, dan ingatan yang tajam. Jangan coba-coba ikut mereka kalau sering lupa. Bisa tidak tahu jalan pulang.

Lombok Timur, 08 Februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun