Masyarakat Sasak yakin penjelmaan Putri menjadi cacing laut untuk dijadikan santapan merupakan bukti bahwa sang putri memberikan manfaat untuk semua orang.
Cacing laut dengan berbagai warna itu muncul di antara batu karang di bawah permukaan laut. Nyale yang ditangkap oleh masyarakat ini biasanya dijadikan pepes dan dibakar dengan daun pisang.
Nyale menjadi santapan tahunan masyarakat Sasak. Cacing Nyale atau dalam istilah latinnya disebut Eunice fucata memilki kandungan protein yang cukup tinggi.
Dilansir dari LOMBOK JOURNAL, protein cacing nyale lebih besar dua kali lipat dari kandungan protein ayam ras.
Tradisi bau nyale kini telah dijadikan salah satu wisata budaya. Pemerintah daerah berusaha mengembangkan tradisi tersebut dengan melaksanakan festival setiap tahunnya. Festival bau nyale terakhir sebelum pandemi dilaksanakan tahun 2019 dan berhasil menarik 3000 turis asing.
Lombok Timur, 05 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H