Saya pribadi sikap menunda pekerjaan itu dipicu oleh 3 hal mendasar.
Pertama, saya kerap merasa yakin bahwa beberapa pekerjaan bisa saya selesaikan dalam waktu singkat.
Pada titik ini, saya cenderung mengulur waktu atau menunda untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Ketika berhadapan pada situasi sulit, saya baru menyadari bahwa mengentengkan pekerjaan merupakan pikiran picik yang tidak perlu dipelihara.
Kedua, ketika pekerjaan menjadi sebuah rutinitas berulang-ulang, saya cenderung merasa bosan. Pekerjaan itu menjadi sesuatu yang menjemukan.
Akibatnya, saya menjadi enggan untuk menyelesaikannya. Saya kerap memilih kegiatan lain yang tidak menjadi prioritas dalam pekerjaan.
Ketiga. ketika menemukan situasi baru yang menantang dan menarik saya cenderung mengabaikan rutinitas kerja utama.
Selama satu tahun terakhir, saya disibukkan (dan begitu bersemangat mengikuti) beberapa kegiatan pelatihan dan pengembangan profesi sehingga membuat pekerjaan lain kurang tersentuh. Hal ini menyebabkan adanya pekerjaan lainnya tidak tuntas.
***
"Jangan menunda-nunda pekerjaan!"
Demikian kalimat yang banyak diucapkan sebagai pengingat seorang atasan kepada bawahan, orang tua kepada anaknya, atau seorang pekerja senior kepada juniornya. Menunda pekerjaan berarti menumpuk pekerjaan.