Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menulis sebagai Gairah

11 Januari 2023   23:16 Diperbarui: 12 Januari 2023   05:50 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis memang masih dipandang sebagai sesuatu yang sulit. Ada beberapa alasan yang menyebabkan berkembangnya pandangan itu tumbuh subur, yaitu, merasa tidak bakat menulis, tidak memiliki waktu, tidak memiliki ide, tidak mau dikritik, dan tidak suka menulis.

Ada sekelompok orang merasa tidak memiliki bakat dalam menulis. Satu hal yang diabaikan dalam hal ini bahwa setiap orang memiliki bakat, dilahirkan dengan sebuah kekuatan yang sering disebut dengan potensi. Bakat atau potensi itu perlu dilatih dan diasah. Semua penulis besar tidak dengan serta merta mencapai puncak karir sebagai penulis profesional tanpa latihan. Mereka mulai dengan belajar dan berlatih secara konsisten.

Ada pula yang merasa tidak memiliki waktu. Ini hanya persoalan pengelolaan atau manajemen waktu. Dikutip dari sepositif.com, paling tidak ada 10 aktivitas sehari-hari yang membuat waktu terbuang percuma. Aktivitas itu adalah media sosial, menjelajah dunia internet yang tidak penting, menonton siaran video atau TV yang tidak bermanfaat, bermain game, sering mengatakan ya, bermalas-malasan, begunjing, selalu memikirkan pandangan orang tentang dirinya, larut dalam penyesalan, dan memulai hari tanpa rencana,

Alasan bahwa tidak memiliki ide untuk menulis juga menjadi salah satu kendala purba. "Saya tidak memiliki ide," demikian alibi yang sering terdengar untuk membenarkan bahwa seseorang enggan untuk menulis. Padahal ide menulis itu berserakan di lingkungan sekitar. Ide menulis dapat ditemukan dalam kehidupan keluarga, bisa muncul saat bersenda gurau bersama keluarga, atau saat membersihkan rumput liar di halaman rumah.

Dalam skala yang lebih luas ide menulis bisa muncul saat ngobrol dengan tetangga. Seorang guru dapat menemukan ide saat proses belajar berlangsung. Aktivitas belajar di kelas pada dasarnya menyimpan ide yang sangat kaya sebagai bahan tulisan. Namun demikian, diperlukan proses refleksi atas etiap peristiwa yang dialami sehari-hari untuk menjadi sebuah tulisan.

Penyakit lain yang kerap menjangkiti seorang penulis pemula adalah munculnya semacam phobia terhadap kritikan. Seseorang seringkali diliputi rasa minder atas tulisan yang dihasikan. Sejauh ini kritik sering dipersepsikan sebagai upaya untuk mencari kesalahan. Dalam ilmu sastra, kritik merupakan upaya penilaian terhadap sebuah karya. Sebuah tulisan akan dapat dinilai apabila memiliki pembaca. Seseorang tidak mungkin mengetahui kelebihan dan keurangan tulisannya tanpa melibatkan penilaian atau kritik dari orang lain. Dengan kritik dari pembaca, seseorang akan dapat belajar dari kekurangan yang ada dalam tulisannya.

Kendala terbesar dalam menulis adalah tidak suka menulis. Jika sudah melibatkan perasaan suka atau tidak suka, akan sulit untuk mulai menulis. Ini menyangkut hobi. Kendala ini sebenarnya sangat tergantung pada lingkungan. Dengan selalu menjalin interaksi dengan komunitas yang memiliki interes dalam menulis hobi itu bisa tumbuh dengan sendiri. Sebuah pepatah yang cukup relevan dengan kegiatan menulis bisa dijadikan renungan.

"Bergaullah dengan penjual minyak wangi agar kamu tetap wangi!"

Lombok Timur, 11 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun