Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sampah, Berkah di Balik Bahaya Mengerikan

10 Desember 2022   21:01 Diperbarui: 16 Desember 2022   21:48 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah plastik yang menumpuk. (sumber: Freepik/jcomp via kompas.com) 

Pengepul besar biasanya memiliki jaringan pemulung yang lebih banyak. Berbeda dengan pengepul kecil yang menerima barang dari pemulung tertentu dan terbatas. Pengepul kecil juga terjun langsung ke lapangan mencari barang.

Keberadaan usaha sampah tersebut paling tidak memberikan manfaat pada banyak keluarga. Banyaknya jumlah pengepul merupakan indikator bahwa penghasilan usaha sampah itu patut diperhitungkan.

Masyarakat pada tiga desa di wilayah Kecamatan Terara, Lombok Timur, yang saya ketahui, banyak yang menyandarkan hidupnya dari sampah. 

Sayangnya usaha sampah itu baru terbatas hanya sebagai pengepul. Belum ada usaha sampah yang berorientasi pada pengolahan atau daur ulang.

Lombok Timur, 10 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun