"Selama ini berobat di mana Bu?"
"Di puskesmas Pak Dokter."
"Sudah lama?"
"Lama Pak Dokter."
"Selain ke Puskesmas, ke mana lagi?"
"Hanya ke puskesmas Pak Dokter."
"Sekarang kita cek darah dulu ya, Bu."
Dokter meminta asistennya untuk mengantar kami ke ruang lab. Bibi menjalani pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan dibawa kembali ke dokter.
"Ini gula darahnya sangat tinggi Bu. Sudah mencapai 370. Ibu harus rawat inap. Bagaimana Pak? Bapak siapanya?" Dokter meminta persetujuan saya.
"Saya keponakannya. Bagaimana baiknya Dok," saya menyerahkan keputusannya pada Dokter.
"Ibu punya BPJS?" tanya Dokter kepada Bibi.
"Ada Pak Dokter," Bibi merogoh tas dan mengeluarkan kartunya.
"Kenapa baru sekarang ke rumah sakit?"
"Puskesmas tidak memberikan rujukan Pak Dokter. Katanya saya masih bisa ditangani," kata Bibi dengan nada melapor.
"Ya sudah. Mungkin pihak Puskesmas memiliki pertimbangan sendiri," kata Dokter dengan bijaksana.
"Tetapi Pak," saya memotong. "Apa BPJS itu bisa berlaku tanpa rujukan dari puskesmas?"
"Jangan dipikirkan. Ibu harus mendapatkan perawatan. Itu tanggung jawab saya dan rumah sakit. Yang penting pihak keluarga mengijinkan Ibu menjalani rawat inap," kata Dokter meyakinkan saya dan Bibi.