Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Motivasi Belajar Peserta Didik Rendah, Lakukan 6 Hal Ini

12 September 2022   12:37 Diperbarui: 13 September 2022   04:06 2389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motivasi belajar peserta didik rendah (Diolah dari Canva)

Salah satu aspek yang mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah motivasi belajar peserta didik. Motivasi menjadi bagian yang tidak dapat dinafikan dari sebuah proses pembelajaran. Tidak hanya dalam belajar, setiap tindakan seseorang selalu secara niscaya didasari oleh sebuah motivasi

Apa Itu Motivasi Belajar?

Motivasi belajar dapat dimaknai sebagai daya dorong dalam diri peserta didik yang memungkinkan berlangsungnya aktivitas belajar secara dinamis, adanya kesinambungan dalam proses belajar, dan terarahnya proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran. 

Dalam pengertian yang lebih lengkap, motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa (eksternal) untuk melakukan sesuatu. 

Motivasi internal tumbuh atas kesadaran pribadi yang didorong oleh hasrat dan kemauan untuk berhasil, adanya kebutuhan untuk belajar, dan cita-cita peserta didik. 

Sedangkan motivasi eksternal bisa timbul dari adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan belajar yang menarik, dan adanya upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Tumbuhnya motivasi belajar ditandai dengan antusiasme dan keterlibatan peserta didik secara optimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh adanya  ketertarikan peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajari. Pada titik ini, siswa akan menikmati proses pembelajaran secara serius dengan perasaan yang menyenangkan.

Motivasi merupakan aspek mental yang tidak jarang diabaikan. Ketika motivasi belajar itu tidak dimiliki peserta didik, pembelajaran akan menjadi sesuatu yang menjemukan dan kurang memberikan makna. Hasil akhirnya, tujuan pembelajaran tidak tercapai secara utuh.

Fakta di atas menuntut guru untuk melakukan persiapan dengan membuat desain pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi belajar secara alami; suatu motivasi yang tumbuh dalam diri peserta didik tanpa merasa tertekan. Motivasi belajar ini akan memberikan pengaruh terhadap proses dan hasil dalam sebuah rangkaian pembelajaran.

Berhadapan dengan anak-anak masa kini, membangun motivasi belajar tidak bisa hanya menggunakan cara-cara konvensional atau sekadar memberi semangat secara verbal melalui himbauan, nasihat, kata-kata, dan tindakan semacam itu. 

Motivasi belajar peserta didik rendah (Diolah dari Canva)
Motivasi belajar peserta didik rendah (Diolah dari Canva)

Anak-anak dewasa ini hidup dalam zaman yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka cenderung membutuhkan ruang yang memberikan kebebasan dan keterbukaan. 

Mereka tidak cukup didorong dengan memberikan tekanan untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Guru harus mengakali situasi pembelajaran dengan mempertimbangkan taktik, metode, strategi, dan pendekatan tertentu.

Bagaimana cara membangun motivasi belajar?

Membangun motivasi berarti upaya menumbuhkan daya dorong dalam diri peserta didik untuk belajar. 

Banyak cara yang dapat membangun motivasi peserta ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat tergantung pada gaya belajar siswa. Setiap siswa memiliki karakter dan kebutuhan belajar yang berbeda-beda.

Namun demikian, perbedaan gaya belajar, karakter, dan kebutuhan belajar itu dapat diakomodir dengan melakukan hal-hal berikut ini.

Berikan kendali pembelajaran kepada peserta didik

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah memberikan kendali proses pembelajaran kepada siswa. Dalam konteks pembelajaran mutakhir atau modern, pembelajaran yang terpusat pada guru harus diubah menjadi pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Proses pembelajaran di bawah dominasi guru sebaiknya diminimalisir. 

Dalam pembelajaran guru seyogyanya tidak terlalu banyak ngomong. Berikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sesuatu yang bermakna. 

Untuk itu, komunikasi dialogis dalam proses belajar menempati posisi sangat signifikan. Pada saat yang sama, komunikasi monologis harus dikurangi.  

Interaksi dalam proses belajar harus mempertimbangkan kesempatan kepada siswa untuk melakukan feedback selama kegiatan, baik dengn guru maupun antar sesama peserta didik. 

Keterlibatan peserta didik juga dapat dimaksimalkan melalui pemberian tugas kelompok maupun individu, permainan, atau mengeksplorasi lingkungan. Hal ini akan menumbuhkan keterlibatan secara penuh.

Sampaikan tujuan pembelajaran di awal kegiatan

Jabarkan tujuan itu secara menarik sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu. Penyampaian tujuan pembelajaran sebaiknya dapat memantik motivasi. 

5 menit pertama dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan kualitas proses belajar selanjutnya. Mulailah pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang menarik.

"Jika kalian mengikuti kegiatan hari ini dengan baik, kalian akan bisa membuat barang-barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam 2 jam ke depan."

"Apabila kalian memperhatikan dengan serius, kalian akan bisa menggunakan google dokumen dengan tepat dan menyimpannya dalam google drive yang diletakkan pada sebuah folder tertentu."

Kalimat di atas akan memantik motivasi peserta didik untuk tidak sekadar tahu tetapi lebih dari itu bisa. Seseorang yang bisa melakukan sesuatu karena dia tahu tetapi orang yang tahu sesuatu belum tentu bisa melakukannya.

Hindari memberikan ancaman

Ancaman, dalam konteks ini, berarti adanya bayangan dalam pikiran peserta didik bahwa ada tekanan tertentu yang akan dialaminya jika tidak berhasil dalam proses pembelajaran. 

"Jika tidak serius kalian tidak akan mendapat nilai dan tidak lulus. Jika tidak lulus kalian harus mengulang."

"Pengalaman sebelumnya sebagian besar tidak lulus. Maka perhatikan sungguh-sungguh."

Dua petikan kalimat di atas termasuk kategori ancaman. Keduanya mengandung muatan yang memberikan ancaman bahwa jika peserta didik tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik akan berakibat tidak lulus. "Perhatikan sungguh-sungguh" merupakan kalimat tekanan yang dilakukan secara samar. 

Terlalu banyak aturan yang diberlakukan dalam proses pembelajaran juga dipercaya dapat mematikan motivasi siswa. Hal ini akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam belajar. 

Daripada memberikan ancaman, akan lebih baik jika dalam pembelajaran siswa ditawarkan janji dalam berupa insentif tertentu yang menumbuhkan motivasi tinimbang ketakutan. Misalnya.

"Di kelas ini semua orang berhak mendapatkan nilai A. Saya akan tunjukkan caranya."

"Untuk menyelsaikan materi ini kita butuh waktu satu setengah jam. Jika target bisa dicapai sebelum satu setengah jam kita bisa selesai lebih awal"

Pembelajaran memerlukan perasaan dan pikiran rileks dan santai. Oleh karena itu, guru harus menciptakan suasana nyaman dan kondusif. Guru sebaiknya menghilangkan elemen atau unsur yang mengandung ancaman seperti di atas.

Pastikan lingkungan dan suasana pembelajaran bebas dari ancaman. Siapkan situasi pembelajaran dan kondisi kelas yang menyenangkan dan membahagiakan. 

Dengan begitu, siswa akan menikmati prosesnya dengan rasa percaya diri dan santai. Pembelajaran seperti ini akan memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Lakukan penataan ruang kelas secara dinamis

Penataan ruang kelas sangat memungkinkan tumbuhnya motivasi. Penataan harus dinamis dan memberikan pengalaman baru secara berkala.

Sejauh ini format tempat duduk klasik masih digunakan. Tempat duduk itu ditata menghadap ke depan dalam satu arah. Hal ini diduga menjadi penyebab timbulnya kebosanan saat pembelajaran. Guru dapat melakukan penataan ruang dengan mengubah format tempat duduk. 

Pada satu kesempatan, gunakan format tempat duduk baru di mana semua menghadap ke tembok. Pada kesempatan lain gunakan format lingkaran di mana siswa duduk berhadap-hadapan. Tempat duduk juga dapat diatur secara berkelompok jika diperlukan. Pada saat tertentu, siswa dapat diajak duduk lesehan di lantai ruang kelas.

Suasana belajar juga perlu mengalami perubahan. Pembelajaran dapat dilakukan di bawah rimbun halaman sekolah, taman, atau tempat lain yang memberikan rasa nyaman kepada siswa.

Perubahan-perubahan kecil kerapkali terkesan sepele tetapi memberikan pengalaman bervariasi sehingga dapat menjaga motivasi yang berkelanjutan pada diri siswa.

Gunakan metode pembelajaran yang bervariatif

Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dipercaya akan bisa membangkitkan motivasi siswa. Sama dengan penataan ruang kelas yang dinamis, metode pembelajaran bervariasi akan memperkaya pengalaman siswa dalam pembelajaran.

30 menis pertama, misalnya, gunakan metode kerja kelompok. Selanjutnya, 30 menit ke dua dan seterusnya, pilih metode lain yang dapat disesuaikan dengan materi pelajaran dan sumber daya yang ada.

Dengan penggunaan metode yang bervariasi, peserta didik akan mengalami semacam petualangan situasi yang berbeda-beda dalam setiap tahapan. Kekayaan pengalaman belajar itu bisa dipastikan akan menghindarkan peserta didik dari perasaan yang membosankan. 

Bagaimanapun juga situasi yang tidak monoton akan membangun motivasi dimana siswa mengalami hal-hal menyenangkan.

Memberikan reward atau apresiasi

Setiap orang memiliki kecenderungan untuk mendapatkan pujian, mulai dari orang dewasa, remaja, sampai anak-anak. Berikan kejutan kepada peserta didik dengan menawarkan ming-iming reward. Reward tidak selalu harus sesuatu yang bernilai mahal, seperti piala, uang.

Reward atau hadiah bisa berbentuk material yang sifatnya sederhana. Anda dapat menyiapkan pensil, buku, penghapus atau alat-alat tulis sederhana. Bentuk lain dapat berupa makanan kecil, seperti, coklat, permen, atau makanan ringan.

Reward non material dapat berupa pujian atau tepuk tangan bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan tepat atau melakukan sebuah perintah dengan baik. Proses pembelajaran dapat juga diwarnai dengan kompetisi atau lomba kecil. Pemenangnya dapat diberikan hadiah piagam sederhana yang dapat dibuat oleh guru. 

Semoga bermanfaat

Lombok Timur, 12 September 2022

Referensi 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun