Tembakau memang memiliki sifat yang unik. Tanaman ini mampu bertahan pada lahan yang kurang air. Bahkan tumbuhan penghasil tar dan nikotin ini akan mengalami pertumbuhan sampai pada puncak maksimal pada lahan dengan kadar air yang semakin sedikit.
Itu sebabnya petani menanamnya pada musim kemarau. Petani tembakau malah dirundung kecemasan yang menggunung jika (pada usia tertentu) tembakaunya diguyur hujan lebat.
Cara perawatan tembakau yang rumit membuat para petani mengandaikannya seperti merawat bayi baru dilahirkan. Semua proses dan tahapan itu membutuhkan biaya berupa upah buruh, pupuk, dan obat-obatan.
Diawali dengan pembibitan, pengolahan tanah sebelum penanaman, lalu dilanjutkan dengan penanaman. Tidak berhenti sampai titik ini, perawatan tembakau secara rutin dilakukan sampai siap panen.
Daun tembakau virginia yang telah dipanen masih harus mengalami pengeringan dalam sebuah oven. Tempat pengeringan itu dibangun dengan ukuran beragam, mulai dari 4x4 meter sampai 6x6 meter. Ketinggian oven bisa mencapai 7 meter. Semua petani biasanya memiliki oven sendiri.
Jika tidak cukup menampung tembakau, petani akan menyewa oven petani lain yang tidak digunakan. Fasilitas ini merupakan bagian dari beban produksi yang harus disiapkan petani.
Banyak petani tembakau yang sukses. Indikasinya terlihat dari bangunan rumah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat yang menunaikan ibadah haji juga terus meningkat dari tahun ke tahun berkat tanaman tembakau.
Dealer motor pun memetik keuntungan dari kesuksesan petani tembakau. Setiap musim panen tembakau tiba, dealer harus melayani permintaan sepeda motor baru yang mengalami peningkatan.
Kemitraan Petani dan Perusahaan
Tembakau virginia merupakan jenis yang paling menjanjikan. Jika berhasil, keuntungan yang diperoleh termasuk besar bagi petani kecil. Tembakau jenis ini merupakan incaran perusahaan rokok di dalam dan luar negeri.
Saat ini, dilansir dari ANTARA, tercatat 21 perusahaan menjalankan bisnis tembakau di NTB. Sebagian dari perusahaan tersebut menjalin kerjasama dengan petani tembakau dalam bentuk kemitraan.
Perusahaan biasanya menjadi mitra dengan sejumlah petani binaan. Perusahaan memfasilitasi para petani dengan pendampingan penanaman sampai pembiayaan produksi. Dalam hal proses produksi, biaya penanaman tembakau relatif tinggi. Tahun 2020 saja biaya produksi mencapai 65 juta/ha. [1]