Di atas sekat ruangan terpasang sebuah kipas angin untuk menghalau udara yang gerah saat musim kemarau. Kipas angin itu sengaja dipasang pada titik itu agar dapat menyebarkan manfaatnya ke arah dua ruangan; ruang tamu dan bilik kerja.
Ruang kepala sekolah itu pada dasarnya tidak dibangun secara "sengaja". Sebelumnya, ruang itu berupa ruang terbuka yang memisahkan dua unit bangunan sekolah.
Karena kepala sekolah tidak memiliki ruang khusus, tempat lowong itu dibangun tembok pada sisi depan dan belakang. Sedangkan tembok kiri dan kanan memanfaatkan tembok dua unit bangunan yang terpisah.
Begitulah fasilitas ruangan pada banyak sekolah. Sejumlah sekolah bahkan tidak memiliki ruang kepala sekolah secara mandiri. Biasanya ruang kepala sekolah terintegrasi dengan ruang guru, ruang kantor.
Banyak sekolah yang memanfaatkan sebuah ruang untuk beberapa keperluan atau memiliki multi fungsi, mulai ruang guru atau kantor, ruang kepala sekolah, ruang UKS, sampai ruang bimbingan dan konseling.
Bahkan ruang dapur sebagaimana kondisi di sekolah tempat saya mengajar.
Ruang kepala sekolah memang tidak harus eksklusif. Walaupun ruang kepala sekolah terpisah dengan ruang guru, tidak boleh terasa kesan ada jarak pemisah antara keduanya. Kesan eksklusif yang dimaksud adalah adanya suasana dimana terdapat interaksi yang terbatas antara kepala sekolah dan guru.
Oleh karena itu, posisi ruang kepala sekolah harus dapat dengan mudah dijangkau oleh guru dan sebaliknya. Hal ini bisa dipahami mengingat setiap hari dua elemen (kepala sekolah dan guru) itu harus berinteraksi secara rutin.
Lombok Timur, 01-09-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H