Drama Putri Mandalika merupakan drama yang berbasis budaya dan tradisi lokal. Drama itu tidak saja mentransformasi cerita lisan rakyat menjadi sebuah seni drama tetapi juga mengeksplorasi budaya lokal yang ada dalam tradisi masyarakat Sasak. Melalui pentas Drama Putri Mandalika anak-anak sejak dini dapat memperoleh informasi tentang budayanya sendiri yang makin hari tergerus perubahan.
Sebagai pemula, aksi anak-anak itu tidak dapat disamakan dengan pemain drama profesional. Akan tetapi, paling tidak sejak dini anak-anak itu sudah mengenal seni pentas. Melalui seni drama pembentukan karakter akan bisa dibangun.
Rasa percaya diri merupakan karakter utama yang dapat dibangun melalui drama. Di hadapan penonton, pemain drama harus memiliki keyakinan bahwa dia mampu memainkan perannya dengan baik. Dengannya pemain akan memiliki semacam kebebasan tanpa beban saat menjalankan aksi panggungnya.
Adanya rasa percaya diri akan sangat memungkinkan pemainnya melakukan komunikasi dengan baik dan dialog terarah antar pemain. Drama mengajarkan bagaimana seseorang saling mendengarkan, kapan harus berbicara, dan kapan harus diam.
Pentas drama sebagai sebuah tim sangat memerlukan kerjasama antar pemain. Melalui drama sikap kerjasama anak-anak akan terbangun. Dengan peran yang berbeda-beda mereka akan memahami peran masing-masing. Mereka akan terbiasa menjalankan perannya dan bukan mengambil peran orang lain.
Drama adalah kisah kehidupan manusia yang dijadikan sebuah pertunjukan atau dipentaskan. Pengertian ini mengandaikan bahwa drama tidak lahir dari ruang kosong. Kisah dalam sebuah drama lahir dari kehidupan sosial atau kehidupan kolektif manusia.
Drama dibuat sebagai cermin dari penggalan kisah manusia yang tidak dapat menghindarkan diri dari konflik dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya konflik terjadi dipicu oleh perbedaan karakter antar tokoh. Melalui drama anak-anak akan belajar bagaimana memahami karakter orang lain. Dengan memahami karakter antar sesama seseorang akan mampu mengelola konflik itu dengan baik agar tercapainya harmoni dalam kehidupan.
Lombok Timur, 28 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H