"Saya menanamnya karena saya suka. Del, Kalau nanti pisang ini tumbuh dan berbuah kita bisa pesta pisang," Momon melanjutkan penjelasannya.
"Tentu saja. Kita bangsa monyet memang penyuka pisang. Monyet mana yang tidak suka pisang? Tetapi masalahnya bukan suka atau tidak suka. Bukan pula tentang pesta pisang."
"Lalu apa masalahnya?"
"Caramu menanam pisang. Itulah masalahnya."
"Maksudmu?" Momon tetap dalam kebingungan.
"Pisangmu tidak akan bisa hidup. Menanam pisang caranya bukan begitu, Mon," kata Badel.
"Memang kenapa, Del?"
"Menanam pisang bukan pucuknya."
Momon terdiam. Dia memandangi pisangnya. Momon tampak ragu. Tetapi sifatnya yang tidak pernah mau mengalah membuatnya terus mencari jawaban agar tindakannya dapat dibenarkan. Momon memang begitu. Selalu mencari pembenaran atas setiap tindakan yang dilakukannya.
"Badel, mari kita lihat. Kamu pernah menemukan buah pisang yang belum dipetik?," Momon bertanya.
"Tentu saja. Saya pernah melihatnya. Saya, kamu, dan semua monyet adalah hama pisang bagi manusia."