Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Card Serbaguna dan Tayammum

7 Maret 2022   23:09 Diperbarui: 7 Maret 2022   23:18 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena semua lampu menyala, Amaq berasumsi bahwa listrik tidak kuat. Dicobanya mematikan sebagian lampu lalu kartu dimasukkan dan dicabut lagi. Tetap saja lampunya mati setelah kartu dicabut. Dia masih berfikir bahwa kapasitas listrik tidak kuat. Kali ini semua lampu dimatikan. Untuk mengontrol kondisi listrik, di-carge-nya smartphone yang memang sudah lowbat. Kartu masukkan. Arus listrik di smartphone tersambung.

Serangkaian eksperimen itu membawanya kepada sebuah kesimpulan bahwa kartu yg sdh dicelupkan tidak boleh dicabut kembali. Maka tindakan terakhir yang dia lakukan adalah membiarkan kartu itu dalam liangnya. Ternyata betul. Listriknya menyala tanpa mengeluh selama kartunya tidak dicabut.

Kisah belum selesai. Amaq Sumenah melangkah menuju "jeding" untuk wudlu' shalat ashar. Sebuah kran di mulut wastafel seakan menunggu kehadirannya. Dengan sedikit mengangkat ujung kran air mengucur keluar. Awalnya dingin tetapi arus air berikutnya mulai terasa hangat bahkan cenderung panas. Kran ditutup lagi. Beberapa saat berikutnya kran dia buka lagi. Suhu air masih panas. Kran ditutup lagi. Begitu seterusnya. Air tetap saja panas. Akhirnya Amaq Sumenah mengambil keputusan untuk tayamum.

Jangan percaya sepenuhnya pada cerita ini. Sisakan kepercayaan itu untuk pasanganmu.

Diunggah pada tgl 22 Mei 2021 pada Beranda Facebook

https://www.facebook.com/100004318352255/posts/2196119623875295/

Catatan:

Amak dalam bahasa Sasak berarti ayah. Kata di belakang Amaq disematkan berdasarkan nama anak paling sulung.

Bireng leceng (hitam pekat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun