Mohon tunggu...
Mohamad Anggi Samukroni
Mohamad Anggi Samukroni Mohon Tunggu... Guru - Owner Kak Sam Academy

Pengamat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatam Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Metode Proyek Pada Siswa Kelas III SD Sidolaju 01 Tahun 2023/2024

1 Februari 2025   07:10 Diperbarui: 1 Februari 2025   06:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena hal tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan tuntunan dalam kehidupan dan dengan pendidikan orang menjadi maju dan mampu mengelola dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Sidolaju 01 Widodaren mengalami beberapa tantangan yang menghambat pencapaian hasil belajar yang optimal. Salah satu masalah utama yang ditemukan adalah pendekatan pengajaran yang cenderung monoton, di mana sebagian besar siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru sering kali mengandalkan metode ceramah dan pembelajaran berkelompok, namun hanya sebagian kecil siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut. Hal ini berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa, yang terlihat dari data bahwa 12 dari 20 siswa (60%) belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Meskipun guru telah berupaya untuk meningkatkan hasil belajar, seperti memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah maupun di sekolah, serta mengadakan sesi belajar kelompok, upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang memadai. Berdasarkan observasi, siswa juga kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan, yang terlihat dari ketidakmampuan mereka dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Untuk mengatasi masalah tersebut, penerapan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan menarik menjadi sangat penting. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah metode proyek, yang berfokus pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap siswa secara lebih terpadu. Keunggulan metode proyek adalah kemampuannya untuk merombak pola pikir siswa, mengajarkan mereka untuk berpikir lebih luas dan menyeluruh dalam memecahkan masalah yang dihadapi, serta membantu mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, dengan penerapan metode proyek, siswa dapat lebih aktif dan bersemangat dalam belajar, memahami materi dengan lebih baik, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, sehingga hasil belajar Pendidikan Agama Islam di kelas III SDN Sidolaju 01 Widodaren dapat meningkat secara signifikan.Kemampuan ini merupakan salah satu kompetensi dasar dalam mata pelajaran PAI yang harus dicapai oleh siswa. Metode Proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna5.

Penggunaan Metode Proyek ini bertolak belakang dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari berbagai segi. Dengan kata lain, pemecahan masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannnya dan sumbangannya bagi pemecahan masalah, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti6.

Selanjutnya Werkanis dkk, Metode Proyek adalah cara atau proses pembelajaran yang terpadu atau unit yang merupakan suatu kesatuan yang mempunyai bagian-bagian, dimana antara bagian satu dan bagian yang lain tidak dapat dipisahkan7.

Tujuan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas III SDN Sidolaju 01 Widodaren melalui penerapan metode proyek. Secara spesifik, tujuan penelitian ini meliputi:

Mengetahui apakah penerapan metode proyek dapat meningkatkan keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran PAI.

Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa dalam pelajaran PAI.

Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan.

Membantu siswa untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan agama Islam yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih efektif dan bermanfaat.

  • Hasil penelitian yang dilakukan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas III SDN Sidolaju 01 Widodaren dengan penerapan metode proyek, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode proyek berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut :

Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan
Sebelum dilakukan tindakan perbaikan, hasil belajar siswa tergolong rendah dengan rata-rata nilai 49%, yang berada pada kategori "kurang." Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu 65. Pada kondisi ini, pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang kurang melibatkan siswa secara aktif.

Hasil Belajar pada Siklus I
Setelah tindakan perbaikan dilakukan dengan menerapkan metode proyek pada siklus pertama, hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai 63%, yang termasuk dalam kategori "sedang." Meskipun ada peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal, beberapa siswa masih kesulitan memahami materi secara menyeluruh. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun metode proyek mulai diterapkan, masih diperlukan bimbingan lebih lanjut agar siswa dapat memahami materi dengan lebih baik.

Hasil Belajar pada Siklus II
Pada siklus kedua, di mana penerapan metode proyek dilakukan dengan lebih baik dan lebih konsisten, hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan rata-rata nilai 77%, yang masuk dalam kategori "baik." Pada siklus ini, siswa menunjukkan pemahaman yang lebih baik terhadap materi, dan lebih banyak siswa yang mencapai KKM. 25% siswa memperoleh nilai "sangat baik" dan 75% siswa memperoleh nilai "baik," sementara tidak ada siswa yang memperoleh nilai dalam kategori "sedang."

Perbandingan Hasil Belajar Antara Siklus
Perbandingan hasil belajar antara data awal, siklus I, dan siklus II menunjukkan peningkatan yang jelas, sebagaimana dapat dilihat pada tabel rekapitulasi hasil belajar berikut:

Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

No

Siklus

Nilai Rata-Rata

Keterangan

1

Sebelum Tindakan

49%

Kurang

2

Siklus I

63%

Sedang

3

Siklus II

77%

Baik

Kesimpulan dari Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode proyek pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Pada siklus II, terjadi peningkatan yang jelas dengan lebih banyak siswa yang mencapai KKM dan beberapa siswa yang memperoleh nilai sangat baik. Penerapan metode proyek terbukti efektif dalam mendorong siswa untuk lebih aktif, terlibat, dan memahami materi pelajaran dengan lebih baik.

Dampak Penerapan Metode Proyek
Penerapan metode proyek memberikan dampak positif terhadap keterlibatan dan pemahaman siswa. Siswa yang sebelumnya kesulitan dalam memahami materi dapat berkembang lebih baik melalui pendekatan yang lebih praktis dan aplikatif. Selain itu, metode proyek juga meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas dan memotivasi mereka untuk belajar lebih giat. Penggunaan tutor sebaya juga terbukti membantu dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan perbaikan yang dilakukan melalui metode proyek, hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan yang signifikan, yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang lebih optimal.

Dan Pada kegiatan Refleksi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diterapkan di SDN Sidolaju 01 Widodaren, ada beberapa masalah dan kekurangan yang muncul dalam proses penelitian ini:

Kesulitan dalam Pengelolaan Waktu

Salah satu tantangan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan metode proyek adalah pengelolaan waktu yang terbatas. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yang mungkin tidak cukup untuk menyelesaikan proyek secara menyeluruh, terutama jika proyek memerlukan diskusi atau eksplorasi yang lebih dalam. Dengan waktu yang terbatas, siswa dan guru mungkin kesulitan untuk memaksimalkan hasil yang diinginkan dalam penerapan metode proyek.

Keterbatasan Sumber Daya dan Fasilitas

Penelitian ini menyebutkan bahwa metode proyek melibatkan banyak aktivitas kolaboratif dan pengaitan antar mata pelajaran. Namun, tidak dijelaskan secara rinci apakah sekolah memiliki sumber daya yang memadai untuk mendukung pelaksanaan metode proyek, seperti bahan ajar yang relevan, alat peraga, atau fasilitas lain yang dibutuhkan untuk keberhasilan proyek. Keterbatasan ini bisa menghambat efektivitas penerapan metode tersebut.

Tantangan dalam Memonitor dan Menilai Proyek

Penelitian ini menggunakan observasi untuk menilai aktivitas guru dan siswa, serta tes hasil belajar untuk menilai tingkat pemahaman siswa. Namun, penilaian dalam proyek sering kali lebih subjektif karena melibatkan aspek kolaborasi, kreativitas, dan keterampilan siswa dalam bekerja dalam kelompok. Hal ini bisa menyulitkan guru dalam memberikan penilaian yang objektif dan adil, apalagi jika ada siswa yang lebih pasif atau kurang berpartisipasi dalam proyek.

Variasi Tingkat Kemampuan Siswa

Dalam kelas dengan jumlah 20 siswa, kemungkinan besar ada variasi yang signifikan dalam tingkat pemahaman dan kemampuan siswa. Ini menjadi masalah dalam penerapan metode proyek, karena tidak semua siswa mungkin mampu menyelesaikan tugas proyek dengan tingkat kemampuan yang sama. Siswa yang lebih cepat memahami materi mungkin merasa bosan atau kurang tertantang, sementara siswa yang lebih lambat membutuhkan lebih banyak waktu dan bantuan. Hal ini bisa mempengaruhi kualitas hasil belajar secara keseluruhan.

Keterbatasan pada Perencanaan Pembelajaran

Pada tahap perencanaan/persiapan tindakan, langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan tim observasi sudah cukup baik. Namun, dalam penelitian ini, tidak dijelaskan secara rinci bagaimana guru menyesuaikan perencanaan dengan karakteristik siswa, apakah ada penyesuaian untuk siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jika perencanaan tidak mempertimbangkan keberagaman tingkat kemampuan siswa, proses pembelajaran mungkin tidak efektif untuk semua siswa.

Keterlibatan Siswa dalam Kelompok

Metode proyek mengandalkan kerja kelompok, namun dalam kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan yang beragam, ada kemungkinan sebagian siswa merasa kurang terlibat atau terpinggirkan dalam proses diskusi atau pengerjaan proyek. Hal ini bisa mengurangi dampak positif metode proyek terhadap hasil belajar siswa, karena sebagian siswa mungkin tidak mendapat kesempatan yang cukup untuk berpartisipasi aktif.

Kesulitan dalam Mengelola Pembelajaran yang Kolaboratif

Pembelajaran berbasis proyek sering kali melibatkan kolaborasi antara mata pelajaran yang berbeda. Meskipun ini adalah pendekatan yang menarik, namun tidak dijelaskan bagaimana guru mengelola kolaborasi antar mata pelajaran dengan efektif, terutama jika waktu yang tersedia terbatas. Kolaborasi yang kurang terstruktur dapat menyebabkan kebingungan bagi siswa dan mengurangi kualitas pembelajaran yang dicapai.

Pengaruh Teman Sejawat dalam Observasi

Observasi dilakukan dengan bantuan teman sejawat untuk melihat aktivitas guru dan siswa. Meski ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat, ada kemungkinan adanya bias atau ketidakobjektifan dalam pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat, tergantung pada pengalaman dan keterampilan pengamat dalam melakukan observasi. Bias ini bisa memengaruhi validitas hasil penelitian.

Penyelesaian permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan alternatif dan pemecahan masalah dengan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Metode Proyek di kelas III SDN Sidolaju 01:

  • Masalah: Kesulitan dalam Mengelola Waktu
  • Penyebab: Waktu yang terbatas untuk setiap siklus (dua pertemuan) bisa membuat siswa dan guru kesulitan dalam menyelesaikan proyek secara menyeluruh, terutama jika proyek membutuhkan waktu lebih panjang untuk eksplorasi dan diskusi.
  • Solusi:
  • Peningkatan Rencana Waktu: Guru dapat mengatur waktu lebih efisien dengan membagi proyek menjadi beberapa bagian kecil yang dapat diselesaikan dalam setiap pertemuan. Misalnya, sesi pertama bisa fokus pada diskusi dan pembagian tugas, dan sesi kedua dapat digunakan untuk presentasi atau penyelesaian tugas kelompok.
  • Pemanfaatan Waktu di Luar Jam Pelajaran: Jika memungkinkan, guru bisa memanfaatkan waktu di luar kelas (seperti waktu istirahat atau jam kosong) untuk membantu siswa menyelesaikan beberapa aspek proyek atau memfasilitasi kerja kelompok.
  • Masalah: Keterbatasan Sumber Daya dan Fasilitas
  • Penyebab: Dalam metode proyek, sering kali diperlukan bahan ajar atau alat peraga yang memadai untuk mendukung pembelajaran. Keterbatasan fasilitas atau sumber daya bisa menghambat efektivitas metode ini.
  • Solusi:
  • Optimalisasi Sumber Daya yang Ada: Guru bisa memanfaatkan alat atau bahan yang sudah tersedia di kelas atau mencari alternatif yang lebih sederhana untuk mendukung pembelajaran. Misalnya, menggunakan alat peraga yang mudah ditemukan atau menggunakan sumber daya digital (misalnya video atau gambar) untuk menggantikan bahan ajar yang lebih mahal atau sulit didapat.
  • Kolaborasi dengan Sumber Daya Eksternal: Guru dapat berkolaborasi dengan pihak lain seperti pustakawan, orang tua siswa, atau lembaga terkait untuk memperoleh alat bantu pembelajaran yang dibutuhkan.
  • Masalah: Variasi Kemampuan Siswa yang Luas
  • Penyebab: Dalam satu kelas yang heterogen, siswa mungkin memiliki kemampuan yang berbeda-beda, sehingga proyek yang diberikan bisa saja terlalu mudah bagi siswa yang lebih cepat atau terlalu sulit bagi siswa yang lebih lambat.
  • Solusi:
  • Pembagian Kelompok Berdasarkan Tingkat Kemampuan: Agar siswa dapat bekerja secara maksimal, pembagian kelompok dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan. Guru bisa membagi siswa berdasarkan kemampuan mereka, sehingga mereka dapat saling membantu dalam kelompok.
  • Pemberian Tugas yang Disesuaikan: Guru bisa memberikan tugas tambahan atau lebih menantang untuk siswa yang lebih cepat dalam memahami materi, sedangkan siswa yang lebih lambat dapat diberi tugas dengan instruksi lebih jelas dan bimbingan lebih intensif.
  • Pendekatan Pembelajaran Diferensiasi: Guru bisa menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan siswa yang beragam, seperti memberikan instruksi tambahan kepada siswa yang membutuhkan bantuan lebih banyak atau menyediakan sumber belajar yang lebih mudah dipahami.
  • Masalah: Kesulitan dalam Penilaian dan Pengukuran Hasil
  • Penyebab: Penilaian proyek bersifat subjektif, terutama ketika melibatkan aspek kolaborasi dan kreativitas. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam penilaian terhadap partisipasi dan hasil proyek.
  • Solusi:
  • Penyusunan Rubrik Penilaian yang Jelas: Guru dapat menyusun rubrik penilaian yang jelas dan terperinci, dengan menilai aspek-aspek seperti kreativitas, kolaborasi, pemahaman materi, dan presentasi. Rubrik ini akan membantu mengurangi subjektivitas dalam penilaian.
  • Penilaian Berkelanjutan: Selain menggunakan tes hasil belajar, guru juga dapat menilai siswa secara berkelanjutan berdasarkan observasi dan laporan kemajuan kelompok selama proses proyek. Ini dapat memberi gambaran yang lebih menyeluruh mengenai kemajuan belajar siswa.
  • Penilaian Peer-Assessment: Siswa bisa dilibatkan dalam penilaian dengan menggunakan penilaian teman sejawat (peer-assessment). Dengan demikian, siswa dapat belajar untuk memberi umpan balik yang konstruktif terhadap pekerjaan kelompok lain.
  • Masalah: Keterbatasan pada Penggunaan Kelompok
  • Penyebab: Dalam kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan berbeda, ada kemungkinan beberapa siswa kurang terlibat aktif, yang bisa menurunkan efektivitas kerja kelompok dan kualitas proyek.
  • Solusi:
  • Fasilitasi Peran dalam Kelompok: Guru dapat menetapkan peran yang jelas bagi setiap siswa dalam kelompok, misalnya sebagai pemimpin kelompok, pencatat, peneliti, atau presenter. Hal ini akan memastikan setiap siswa memiliki peran yang jelas dan dapat berkontribusi secara aktif.
  • Pemantauan Kelompok Secara Rutin: Selama proses proyek, guru bisa melakukan pemantauan rutin untuk memastikan setiap anggota kelompok terlibat secara aktif dan memberi umpan balik secara langsung jika ada yang kurang berpartisipasi.
  • Masalah: Penurunan Motivasi Siswa
  • Penyebab: Jika proyek yang diberikan terlalu berat atau tidak sesuai dengan minat siswa, mereka mungkin kehilangan motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
  • Solusi:
  • Menyesuaikan Tema dengan Minat Siswa: Guru bisa mendiskusikan dengan siswa mengenai tema atau topik yang ingin dipelajari, sehingga proyek menjadi lebih relevan dan menarik bagi mereka. Dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih topik atau pendekatan yang mereka minati, diharapkan motivasi mereka meningkat.
  • Memberikan Penghargaan dan Apresiasi: Guru bisa memberi apresiasi atau penghargaan kepada kelompok atau individu yang berhasil menyelesaikan proyek dengan baik, baik dalam bentuk pujian maupun reward kecil yang memotivasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun