Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan perbaikan yang dilakukan melalui metode proyek, hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan yang signifikan, yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang lebih optimal.
Dan Pada kegiatan Refleksi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diterapkan di SDN Sidolaju 01 Widodaren, ada beberapa masalah dan kekurangan yang muncul dalam proses penelitian ini:
Kesulitan dalam Pengelolaan Waktu
Salah satu tantangan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan metode proyek adalah pengelolaan waktu yang terbatas. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yang mungkin tidak cukup untuk menyelesaikan proyek secara menyeluruh, terutama jika proyek memerlukan diskusi atau eksplorasi yang lebih dalam. Dengan waktu yang terbatas, siswa dan guru mungkin kesulitan untuk memaksimalkan hasil yang diinginkan dalam penerapan metode proyek.
Keterbatasan Sumber Daya dan Fasilitas
Penelitian ini menyebutkan bahwa metode proyek melibatkan banyak aktivitas kolaboratif dan pengaitan antar mata pelajaran. Namun, tidak dijelaskan secara rinci apakah sekolah memiliki sumber daya yang memadai untuk mendukung pelaksanaan metode proyek, seperti bahan ajar yang relevan, alat peraga, atau fasilitas lain yang dibutuhkan untuk keberhasilan proyek. Keterbatasan ini bisa menghambat efektivitas penerapan metode tersebut.
Tantangan dalam Memonitor dan Menilai Proyek
Penelitian ini menggunakan observasi untuk menilai aktivitas guru dan siswa, serta tes hasil belajar untuk menilai tingkat pemahaman siswa. Namun, penilaian dalam proyek sering kali lebih subjektif karena melibatkan aspek kolaborasi, kreativitas, dan keterampilan siswa dalam bekerja dalam kelompok. Hal ini bisa menyulitkan guru dalam memberikan penilaian yang objektif dan adil, apalagi jika ada siswa yang lebih pasif atau kurang berpartisipasi dalam proyek.
Variasi Tingkat Kemampuan Siswa
Dalam kelas dengan jumlah 20 siswa, kemungkinan besar ada variasi yang signifikan dalam tingkat pemahaman dan kemampuan siswa. Ini menjadi masalah dalam penerapan metode proyek, karena tidak semua siswa mungkin mampu menyelesaikan tugas proyek dengan tingkat kemampuan yang sama. Siswa yang lebih cepat memahami materi mungkin merasa bosan atau kurang tertantang, sementara siswa yang lebih lambat membutuhkan lebih banyak waktu dan bantuan. Hal ini bisa mempengaruhi kualitas hasil belajar secara keseluruhan.
Keterbatasan pada Perencanaan Pembelajaran