Tantangan Komitmen
Di tengah keraguan warga, Pak Rendra dan keluarganya merasa terbebani untuk tetap menjadi panutan. Mereka memutuskan untuk berdiskusi secara pribadi.
"Kita harus jujur dengan diri kita sendiri. Apakah misi kita adalah untuk pendidikan dan kebahagiaan jangka panjang, atau kita tergoda oleh keuntungan materi?" kata Pak Rendra kepada keluarganya.
Anindya, yang sudah mulai lebih dewasa, menyahut, "Ayah, jika kita menerima tawaran itu, apa yang akan terjadi dengan anak-anak desa yang mulai belajar di perpustakaan kita?"
Bu Amara mengangguk. "Kita tidak bisa membiarkan misi ini berhenti di sini. Pendidikan adalah hal yang tidak boleh dikorbankan."
Pendekatan Positif
Alih-alih menolak langsung, Pak Rendra memutuskan untuk menemui perwakilan perusahaan itu. Ia membawa serta Pak Lurah dan beberapa warga.
"Kami tidak menentang pembangunan," ujar Pak Rendra tegas. "Tapi kami ingin tahu rencana lengkap kalian, terutama terkait dampak lingkungan dan masyarakat desa."
Perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka akan membangun fasilitas pendidikan sebagai bagian dari proyek CSR (Corporate Social Responsibility). Namun, Pak Rendra dan warga ingin melihat tindakan nyata sebelum membuat keputusan.
"Kalau benar niat kalian untuk membantu desa, tunjukkan dulu bahwa kalian bisa membawa manfaat tanpa merusak apa yang sudah kami bangun," tambah Pak Rendra.
Meningkatkan Komitmen Keluarga