Salah satu manfaat terbesar dari penghapusan UN adalah kesempatan untuk memperkuat pendidikan karakter. Penilaian tidak hanya berfokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada bagaimana siswa menunjukkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter seperti integritas, tanggung jawab, kerja sama, dan empati harus menjadi bagian integral dari pembelajaran di SD/MI.
Program pembelajaran bisa memasukkan kegiatan-kegiatan yang mendorong pengembangan karakter, seperti kegiatan sosial di masyarakat, proyek berbasis layanan (service learning), atau kegiatan literasi yang mengajarkan nilai-nilai moral melalui cerita.
6. Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran
Teknologi bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam sistem pembelajaran non-UN. Dengan teknologi, siswa dapat memiliki akses yang lebih luas ke informasi dan sumber belajar yang lebih variatif. Beberapa penerapan teknologi dalam program pembelajaran ini antara lain:
- Pembelajaran berbasis proyek dengan alat digital: Siswa dapat menggunakan perangkat digital untuk mencari informasi, membuat presentasi, atau berkolaborasi secara daring.
Â
- E-learning dan blended learning: Penggabungan antara pembelajaran tatap muka dan online memungkinkan siswa belajar dengan fleksibilitas yang lebih besar.
- Penggunaan aplikasi pendidikan: Ada banyak aplikasi yang dapat membantu siswa belajar dengan cara yang interaktif dan menyenangkan, seperti aplikasi matematika, bahasa, atau sains.
 7. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat
Tanpa adanya UN, peran orang tua dan masyarakat menjadi semakin penting dalam mendukung pendidikan siswa. Program pembelajaran harus melibatkan orang tua dalam proses belajar siswa, misalnya melalui laporan perkembangan yang lebih detail dan pertemuan rutin antara guru dan orang tua.
Masyarakat juga dapat dilibatkan, terutama dalam konteks pembelajaran kontekstual. Masyarakat dapat menjadi sumber belajar yang kaya melalui keterlibatan dalam proyek-proyek komunitas atau kegiatan sosial yang melibatkan siswa.
Kesimpulan
Rancangan program pembelajaran dengan evaluasi non-UN menawarkan pendekatan yang lebih komprehensif dan humanis dalam menilai perkembangan siswa. Dengan penekanan pada penilaian berbasis proses, pembelajaran holistik, dan pendidikan karakter, siswa tidak hanya dinilai dari hasil akademik, tetapi juga dari keterampilan sosial, emosional, dan praktis yang mereka kembangkan sepanjang proses belajar. Kualitas akademik tidak hanya dapat terjaga, tetapi juga bisa meningkat melalui pendekatan yang lebih relevan dan bermanfaat bagi kehidupan mereka di masa depan.