Mohon tunggu...
Mohamad Gozali
Mohamad Gozali Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di Madrasah Ibtidaiyah

Di dalam sejuta wajah, terpikat keunikan luar biasa. https://bangsaremukan.blogspot.com https://antiquecarcorner.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berinteraksi dengan Profesionalisme di Dunia Pendidikan

16 November 2023   10:29 Diperbarui: 16 November 2023   10:30 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah adalah tempat di mana anak-anak belajar, tumbuh, dan mengembangkan diri. Bayangkan jika guru mereka adalah orangtuanya sendiri. Wah, pasti seru ya! Namun, keadaan seperti ini juga bisa membawa pengaruh tersendiri bagi perkembangan anak. 

Mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana hubungan ini bisa memengaruhi si buah hati dan apa sikap yang seharusnya dimiliki oleh orangtua yang juga menjadi guru anaknya.

Paragraf tersebut membahas dinamika hubungan yang muncul ketika seorang orangtua juga bertindak sebagai guru bagi anaknya di sekolah. Ada dua aspek utama yang dibahas: 

1. kelebihan dan tantangan.

Kelebihan yang muncul ketika orangtua menjadi guru anaknya adalah terciptanya akses yang lebih mudah bagi anak untuk bertanya dan mendapatkan bantuan langsung dari guru, yang dalam hal ini adalah orangtuanya sendiri. 

Ini dapat menciptakan lingkungan di mana anak merasa lebih nyaman untuk mencari penjelasan atau pertolongan jika mereka menghadapi kesulitan dalam pembelajaran. 

Keterbukaan komunikasi ini dapat memperkuat ikatan antara anak dan orangtua, membangun kepercayaan, dan meningkatkan pemahaman anak terhadap materi pelajaran.

Sementara kelebihannya terdengar menguntungkan, tantangannya adalah memisahkan peran sebagai guru dan orangtua agar tidak bercampur aduk. Pemisahan peran ini diperlukan untuk memastikan bahwa anak memandang orangtuanya tidak hanya sebagai pendidik di sekolah, tetapi juga sebagai pendukung emosional di rumah. 

Tantangan ini dapat muncul karena adanya risiko anak merasa ditekan atau merasa ketidaknyamanan ketika memisahkan situasi sekolah dan situasi rumah. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara memberikan bimbingan akademis dan menciptakan ruang untuk hubungan orangtua-anak yang lebih luas di luar konteks sekolah.

Dengan memahami dan mengelola dinamika kelebihan dan tantangan ini, orangtua yang juga menjadi guru dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, sambil tetap menjaga keseimbangan dan batasan yang sehat antara peran mereka sebagai guru dan sebagai orangtua.

2. Batasan Peran

Penting untuk menetapkan batasan peran di antara guru-orangtua. Di sekolah, orangtua harus dapat memisahkan diri sebagai guru yang memberikan pengetahuan dan orangtua yang memberikan dukungan emosional. 

Ini membantu anak memahami perbedaan antara lingkungan sekolah dan rumah.

3. Komunikasi Terbuka

Sikap yang seharusnya dimiliki oleh orangtua yang juga guru adalah komunikasi terbuka. Anak harus merasa nyaman untuk berbicara tentang pelajaran dan masalah sekolah tanpa takut akan pembalasan. 

Hal ini juga membantu dalam membangun hubungan yang sehat di luar kelas.

4. Memberikan Ruang Privasi

Anak perlu merasa memiliki ruang privasi di sekolah. Meskipun orangtua adalah guru, memberikan ruang bagi anak untuk berkembang sendiri sangat penting. 

Ini membantu mereka menemukan identitas mereka tanpa merasa selalu diawasi.

5. Bertindak Profesional: Menjaga Etika di Sekolah

Ketika orangtua mengambil peran sebagai guru di sekolah tempat anaknya belajar, penting untuk menunjukkan sikap yang profesional dalam berbagai aspek. 

Tindakan profesional tersebut mencakup berbagai hal, mulai dari berinteraksi dengan anak-anak lain hingga menjalani kerjasama yang efektif dengan rekan kerja, serta kemampuan untuk memisahkan keputusan di kelas dari keputusan sebagai orangtua.

Pertama-tama, berbicara dengan hormat kepada anak-anak lain adalah aspek kunci dari sikap profesional. Sebagai guru, orangtua perlu memastikan bahwa mereka memperlakukan semua siswa dengan adil dan dengan penuh rasa hormat. 

Ini mencakup cara berbicara yang sopan, mendengarkan dengan sungguh-sungguh terhadap pertanyaan atau pendapat anak-anak, dan menghindari tindakan atau kata-kata yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan di kelas. 

Dengan berinteraksi secara positif dengan semua siswa, orangtua dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan inklusif.

Selain itu, bekerja sama dengan rekan kerja juga merupakan unsur krusial dalam menjalani peran ganda sebagai guru dan orangtua. Kolaborasi yang baik dengan rekan kerja dapat menciptakan tim pengajaran yang kuat, di mana gagasan dan pengalaman dapat saling berbagi. 

Orangtua yang menjadi guru perlu membantu dalam menciptakan atmosfer kerja yang harmonis, membuka komunikasi, dan menjalin kemitraan yang saling mendukung dengan rekan kerja mereka. 

Ini tidak hanya memperkuat kualitas pengajaran, tetapi juga menciptakan model kolaborasi yang positif bagi siswa.

Satu tantangan besar adalah kemampuan untuk memisahkan keputusan di kelas dari keputusan sebagai orangtua. Meskipun keputusan di kelas harus didasarkan pada kriteria akademis dan perilaku, orangtua harus tetap mengenali dan menghargai perbedaan antara peran sebagai pendidik dan peran sebagai orangtua. 

Pemisahan ini memerlukan kejelian untuk tidak membiarkan keputusan pribadi atau dinamika keluarga mempengaruhi penilaian objektif di lingkungan pendidikan. 

Dengan cara ini, guru-orangtua dapat menjaga integritas pengajaran dan memberikan pengalaman belajar yang adil untuk semua siswa.

Dalam menjalankan peran sebagai guru yang juga orangtua, tindakan profesional tidak hanya mencerminkan kualitas pendidikan yang tinggi, tetapi juga memberikan contoh penting bagi siswa tentang bagaimana berinteraksi dan berkolaborasi dalam dunia yang luas. 

Dengan memahami dan mengimplementasikan tindakan-tindakan profesional ini, guru-orangtua dapat memainkan peran yang positif dalam perkembangan akademis dan sosial siswa mereka.

6. Mengatasi Tantangan Bersama

Tantangan pasti akan muncul. Penting bagi orangtua dan anak untuk mengatasi masalah bersama. Ini menciptakan ikatan yang kuat dan mengajarkan anak bahwa kerjasama adalah kunci untuk mengatasi rintangan.

7. Memberikan Dukungan Ekstra

Meskipun orangtua memberikan dukungan, anak perlu melihat bahwa orangtua memperlakukannya sebagaimana mereka memperlakukan siswa lain. Ini membantu anak merasa dihargai dan tidak mendapatkan perlakuan istimewa.

Kesimpulan

Menjadi guru dan orangtua sekaligus bisa menjadi perjalanan yang menarik. Kunci utamanya adalah menjaga keseimbangan antara peran sebagai guru dan sebagai orangtua. 

Dengan sikap yang terbuka, batasan yang jelas, dan dukungan ekstra, anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam lingkungan sekolah yang unik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun