Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Zaman Kadaluarsa

19 Juni 2017   10:05 Diperbarui: 19 Juni 2017   10:19 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Zaman Kadaluarsa

oleh: Moh Afif Sholeh

Perkembangan zaman selalu berubah setiap saat, namun untuk meresponnya kadang butuh penyesuaian waktu yang lama, dengan demikian banyak orang yang akan tergerus oleh cepatnya arus perubahan ini.

Ada seorang anak jenis bernama Sugara, ia mampu membuat robot yang begitu canggih yang mampu membersihkan rumah, mencuci piring sendiri, dan hal lain. Ia terinspirasi ketika ada seorang kakek tua yang menjajakan abu gosok dipinggir jalan seharian tanpa ada satu pun pembeli yang mendekatinya.

"Kakek, kira jualan abu seperti ini sudah berapa tahun?"Sugara bertanya.

" Kurang lebih hampir 30 tahun Nak."tutur penjual abu.

"Bagaimana awal kisah kakek jualan abu mulai dulu?"Tanya Sugara lanjut dengan penasaran tinggi.

"Semenjak istri saya meninggal, saya mencari peluang usaha yang kira kira omsetnya tinggi, yaitu jualan abu gosok karena memang belum banyak sabun saat itu, Selang pergantian tahun demi tahun penjual lambat laun mulai berkurang hingga kini."Tutur penjual abu sambil meneteskan air mata karena teringat istrinya.

"Maaf kek, kalau pertanyaanku menyinggung perasaan kakek."Sugara merasa bersalah.

"Kamu tidak salah kok, kakek cuma teringat sama istri saja yang selalu menemani kakek dulu."Kakek sambil menghapus air mata.

" Kakek, dari dulu tidak mencari solusi agar usahanya lancar begitu, misalnya ganti jualan barang yang berbeda."Sugara semakin penasaran.

"Kakek inginnya mencoba, namun ketiadaan keahlian dalam bidang lain, ditambah tidak ada modal sulit untuk diwujudkan Nak, maka dari itu, kamu harus lebih pintar membaca perubahan zaman dengan belajar yang tekun, dan latihan banyak keahlian agar kamu tak ketinggalan zaman seperti kakek ini"jelas kakek sambil bercanda.

"Iya kek, terimakasih banyak atas motivasinya, dan ini ada sedikit kue untuk kakek."Sugara sambil berpamitan.

"Terima kasih nak, semoga kelak menjadi orang yang bermanfaat ilmumu."Kakek mendoakannya.

Dari pengalaman kakek ini, Sugara selalu tekun belajar serta mengasah keahlian apapun yang ia inginkan, sampai akhirnya Ia mampu menciptakan robot serba guna, dan melambungkan namanya dikancah internasional. Kesuksesannya ini berkat motivasi kakek penjual abu yang dipandang remeh oleh sebagian orang, yang banyak memberikan perubahan dalam hidup Sugara. Ia kangen dengan dengan sang kakek, namun tak pernah bertemu lagi dan tak tahu keberadaanya lagi. "Semoga Saya bisa bertemu lagi dengan sang kakek itu, untuk bercerita kepadanya."Sugara berdoa akan hal itu.

Depok, 19 Juni 2017, 10.00 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun