Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tekecohnya Tukang Tafsir Mimpi

13 Mei 2017   17:00 Diperbarui: 13 Mei 2017   17:11 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terkecohnya Tukang Tafsir Mimpi

oleh: Moh Afif Sholeh

Konon, Dahulu kala ada seorang Tuna netra yang bernama Ki Thinking, ia punya kelebihan mampu menafsirkan mimpi orang yang datang kepadanya, cerita tentang kehebatan orang ini menyebar sampai seantero pelosok negeri itu, mulai dari Calon pejabat yang mau mencalonkan diri sebagai kepala daerah pun mendatanginya, gara gara tiap malam mimpi yang aneh, dan kadang bikin ia ketakutan.

Sang calon pejabat:" ki, saya mau curhat ni tentang mimpi yang menghantui saya tiap malam," ia cerita dengan serius.

Ki Thinking bertanya:"emang bapak mimpi apa?kok sampai gelisah begitu." tanya dengan suara lirihnya.

Sang Calon menjawab:" begini ki, sebelum saya mendaftar sebagai calon kepala daerah, saya tidak pernah mendapati mimpi yang seperti ini." perkataan dengan penglihatan agak sayu.

Ki Thinking bertanya lagi:" emang sebelum mencalonkan diri, ada masalah dengan istri, tetangga, atau dengan pasangan lain." tanya ki thinking dengan wajah yang sangat serius mendengarkan tamunya.

Sang Calon menjawab:" hubungan Saya baik baik saja kok, tidak ada masalah."tuturnya

Ki Thinking langsung menjelaskan tentang maksud mimpi tamunya:" dari cerita yang bapak sampaikan tadi, menjelang pemilihan nanti banyak orang yang sengaja menghalangi atau mencoba menggagalkan bapak, terutama dari kubu rival, dan juga dari pendukungmu sendiri, terutama orang orang yang dekat kamu, dan sebelum kamu bertanya, kenapa orang yang dekat dengan aku malah ingin menjatuhkanmu?Ki Thinking menjelaskannya bahwa orang yang berada disekitarmu ingin berambisi menguras hartamu, dengan saran saran yang bikin kamu ketakutan, sehingga kamu mengeluarkan dana besar untuk mendanai akal akalan orang orang itu." penjelasan yang cukup gamblang.

Sang Calon:" oh gitu ki, terima kasih banyak atas penjelasannya serta tolong doakan saya bisa sukses dalam pemilihannya.

Setelah itu sang calon berpamitan dengan memberikan amplop tebal kepada ki Thinking.

Selepas pulang dari sana ia merasa lega, serta pikiranya sudah tenang kembali, ia lalu berhati dalam bersikap, dan menentukan strategi yang jitu. Ketika hari H pemilihan, masyarakat mengikuti dengan antusias pemilhan itu, sampai akhir pemungutan, dan hasilnya di menangkan oleh Calon yang mendatangi Ki Thinking. Sambutan meriah serta ucapan selamat kepadanya.

Pagi harinya calon yang menang mendatangi Ki Thinking lagi untuk mengucapkan banyak terima kasih kepadanya, serta tak tanggung tanggung lagi ia memberikan mobil baru kepadanya.

Pendek cerita, muncul dibenak Ki Thinking rasa bangga yang berbalut kesombongan, ia merasa sangat hebat.

Beberapa bulan kemudian, ia didatangi calon pejabat dari daerah lain yang mendapat rekomendasi dari pemenang pemilihan tadi.

Sang calon ini sebetulnya tidak ada mimpi seperti calon yang datang sebelumnya, tapi pura pura mimpi yang indah, dan menyenangkan.

Akhirnya Ki Thinking menjawab seperti calon yang menang tadi. Setelah tamu pulang, Ki Thinking membayangkan hadiah yang bakal diberikan kepadanya. Ternyata waktu penghitungan sang calon yang mendatangi Ki Thinking kalah telak, sang calon merasa dirugikan, akhirnya ia menyuruh pembunuh bayaran untuk menghabisi Ki Thinking. Entah mimpi apa Ki Thinking Semalam, bukanya mendapatkan hadiah malah mendapatkan doorprize mengejutkan, yaitu peluru yang membobol kepalanya sampai tembus, dengan darah yang menyebar ke lantai. Sungguh tragis nasib Ki Thinking mati mengenaskan.

Gang Mujair 6, 13 Mei 2017, 16.56 Wib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun