Selepas pulang dari sana ia merasa lega, serta pikiranya sudah tenang kembali, ia lalu berhati dalam bersikap, dan menentukan strategi yang jitu. Ketika hari H pemilihan, masyarakat mengikuti dengan antusias pemilhan itu, sampai akhir pemungutan, dan hasilnya di menangkan oleh Calon yang mendatangi Ki Thinking. Sambutan meriah serta ucapan selamat kepadanya.
Pagi harinya calon yang menang mendatangi Ki Thinking lagi untuk mengucapkan banyak terima kasih kepadanya, serta tak tanggung tanggung lagi ia memberikan mobil baru kepadanya.
Pendek cerita, muncul dibenak Ki Thinking rasa bangga yang berbalut kesombongan, ia merasa sangat hebat.
Beberapa bulan kemudian, ia didatangi calon pejabat dari daerah lain yang mendapat rekomendasi dari pemenang pemilihan tadi.
Sang calon ini sebetulnya tidak ada mimpi seperti calon yang datang sebelumnya, tapi pura pura mimpi yang indah, dan menyenangkan.
Akhirnya Ki Thinking menjawab seperti calon yang menang tadi. Setelah tamu pulang, Ki Thinking membayangkan hadiah yang bakal diberikan kepadanya. Ternyata waktu penghitungan sang calon yang mendatangi Ki Thinking kalah telak, sang calon merasa dirugikan, akhirnya ia menyuruh pembunuh bayaran untuk menghabisi Ki Thinking. Entah mimpi apa Ki Thinking Semalam, bukanya mendapatkan hadiah malah mendapatkan doorprize mengejutkan, yaitu peluru yang membobol kepalanya sampai tembus, dengan darah yang menyebar ke lantai. Sungguh tragis nasib Ki Thinking mati mengenaskan.
Gang Mujair 6, 13 Mei 2017, 16.56 Wib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H