Mohon tunggu...
Mohamad Aby Gael
Mohamad Aby Gael Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Antropologi, Universitas Airlangga

Menulis untuk meredam kegelisahan yang sering datang tanpa diundang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Nasi Bungkus

5 Desember 2020   15:39 Diperbarui: 5 Desember 2020   15:44 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahagaku kembali tersulut
Nasi bungkus ada dimana-mana
Entah yang terbungkus oleh kertas minyak
Ataupun sekedar kertas kotak
Atau juga yang terbungkus dengan ciamik
Dibalut brand-brand makanan cepat saji

Akhirnya aku pun mengerti
Yang salah sebenarnya pada kata "bungkus" pada nasi bungkus, seharusnya nasi "kertas minyak"
Itulah yang membikin derajatnya rendah
Dan ku garis bawahi,
Ini hanya berlaku jika diberi

Sejatinya, si kaya dan si miskin sama-sama menggemari nasi bungkus
Bergantung pada nilai prestise yang dilekatkan

Lantas, bagaimana dengan kasus pemuda polos nan lugu di cafe? Ia barangkali bisa saja membelinya.

Entahlah, ini sangatlah rumit dan mencakup banyak perspektif.

Surabaya, 5 Desember 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun