Kontribusi pesantren dalam membangun jiwa nasionalisÂ
Pendahuluan
Keberadaan pesantren menjadi data tarik dalam segala aspeknya. Baik kiainya maupun sistem pendidikannya. Itulah yang menjadikan pesantren dan apapun yang dimilikinya sebagai kearifan lokal dan kekayaan intelektual dari nusantara. Pesantren di era globalisasi ini tampaknya perlu dibaca sebagai kekayaan intelektual nusantara yang mampu memberikan kontribusi terhadap lahirnya khazanah intelektual muslim yang berakhlak mulia serta bertanggung jawab terhadap dirinya maupun masyarakat di sekelillingnya .Oleh karena itu, sangat penting kiranya untuk diadakan sebuah pembahasan sejauh mana peran pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Indonesia merupakan negeri multikultural yang memiliki  berbagai perbedaan suku,budaya,ras bahkan agama. Sebelum berdirinya negeri ini tidak lain karena pejuangan gigih semua para pahlawan dan leluhur,yang memiliki keteguhan dalam berkomitmen untuk membangun persatuan. Sejarah  Indonesia  tidak  bisa  dilepaskan  dari  peran  dan  pejuangan  pondok pesantren.sebelum Indonesia melakukan proklamasi kemerdekaan, pondok pesantren sudah ikut serta dalam membangun keberlangsungan hidup bangsa Indonesia.
Santri adalah seorang anak atau seorang yang menuntut ilmu pada sebuah pondok pesantren atau sebutan para siswa yang belajar mendalami ilmu agama di pondok pesantren (Setiawan, 2012). Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, yang biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu: Pertama, santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap di pondok pesantren.
 Isi
Pesantren utamanya merupakan lembaga pendidikan islam yang sudah memiliki kekuatan fisik dalam hal prestasi.umumnya pada pembalajaran di pesantren sangat memfokuskan pada pembelajaran agama sehingga semua santri dituntut untuk belajar sikap hidup melalui pandangan agama. Tak heran jika dalam suatu ajaang perlombaan mereka memberikan kontribusi yang baik dalam hal keagamaan
Pesantren dengan memiliki akar kuat dalam hal kemanusian bahkan dalam hubungan antar masyarakat memang sangat di akui.hal tersebut sangat mencerminkan karakteristik bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan ras suku dan budaya. Dengan harapan yang kuat untuk saling menjalin tali kemanusiaan ,tanpa saling mencemoh sengan alas an berbeda dalam hal pemahaman.dalam penerapan moral dipesantren tidak hanya berfokus pada agama tapi juga keberlangsungan hidup sebagai manusia. Santri tidak hanya dilatih untuk memahami ilmu agama tetapi juga untuk memperoleh orientasi kepemimpinan yang alami, kemandirian, kesederhanaan, tekad, kebersamaan, kesetaraan dan sikap positif lainnya. Modal ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang berkualitas dan mandiri sebagai bentuk kontribusi terhadap keberhasilan tujuan pembangunan nasional dan berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan UUD 1945
Pendidikan merupakan bidang yang berupaya mengembangkan potensi SDM supaya berkualitas dalam menentukan peradaban suatu negeri. Oleh karena itu, kualitas pendidikan di suatu negeri akan mempengaruhi terbentuknya peradaban negeri tersebut Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, pemerintah di negeri ini telah merumuskan tujuan pendidikan yang ingin dicapainya. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disana tercantum bahwa tujuan pendidikan nasional ialah Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dna menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional, seharusnya output dari penyelenggaraan pendidikan yang ada mestinya selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003. Namun ternyata kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi jika tidak dibarengi dengan kualitas pendidikan yang memadai, akan menyebabkan kualitas SDM bangsa Indonesia mengalami krisis dari segala bidang. Salah satu bukti nyata yang sedang dialami saat ini adalah meningkatnya berbagai tindakan kriminal yang dilakukan oleh generasi muda bangsa Indonesia seolah menjadi rahasia umum ditengahtengah masyarakat.
Pesantren jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di Nusantara
bahkan dalam pendidikan yang ada dalam pesantren ,banyak yang mengakui bahwa pendidikan pesantrenlah yang memberi apresisi terlebih dahulu terhadap pendidikan di Indonesia,yang banyak mengakui bahwa pesantrenlah pendidikan yang terdahulu. Pendidikan pedesaan yang banyak mengandung nilai-nilai kebaikan seperti, kejujuran keikhlasan, persatuan, persahabatan dan sebagainya, dianggap sebagai salah satu jawaban untuk memerangi perbuatan jahat tersebut.
Peran santri terhadap kemerdekaan Indonesia,pesantren memiliki histori yang tak terlupakan. Bahkan sampai saat ini peristiwa itu terus di peringati di berbagai pondok pesantren, sebagai hari perjuangan kaum santri terhadap NKRI yakni Hari Santri Nasional(HSN) jatuh pada tanggal 22 oktober yang dirayakan setiap tahunnya. Peringatan tersebut,sudah ditetapkan oleh Presiden joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 lalu di Masjid Istiqlal Jakarta. Sebagai pengakuan resmi pemerintah RI atas peran besar umat islam dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga NKRI. Dinamakan Hari Santri Nasional ini, atau biasa dikenal dengan "Resolusi Jihad", adalah untuk mengingat dan mencontoh tindakan para santri yang berjiwa Jihad dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan hukum. . Tentara sekutu yang ingin menjajah  kembali wilayah Indonesia setelah Kemerdekaan. Peristiwa ini mengacu pada sebuah peristiwa sejarah yaitu seruan Pahlawan Nasional oleh K.H. Hasyim Asy'ari
Kesimpulan
Melalui pendidikan pesantren dengan pendidikan secara corak yang dinilai islami di Indonesia. mereka tidak ketinggalan dalam hal ilmu umum,bahkan mereka lebih paham dalam hal yang lebih mendalam untuk menyikapi sesuatu dengan baik. Santri bukan minoritas dengan pemikiran yang terbatas. Santri tidak hanya dibesarkan untuk menjadi orang yang memahami ilmu agama, tetapi juga diberkahi dengan kepemimpinan alami, kemandirian, kesederhanaan, ketekunan, kebersamaan, kesetaraan, dan sikap positif dalam membangun jiwa yang nasionalis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H