Ya, Allah…
Bentangkan rahmat-Mu utkQ...
Dekap aku dlm kasih sayang-Mu, ya Rabb…
Jangan biarkan Aku terus bertanya tentang iradah-Mu…
Aku ingin terus bersama-Mu, ya Rahman…
Aku tak ingin, dan tak akan pergi tanpa-Mu…
TuhanQ…
Sapalah hamba-Mu yang dha’if ini
Jangan lepaskan aku mengais takdir-Mu dalam kesendirian…
Jangan pula kau jatuhkan aku dalam kehinaan…
Aku ingin bangkit, TuhanQ…
Menyebut-Mu dalam batas yang tak satu mahluk pun tahu...
Ya Rabb…
Takdir-Mu, hanya Engkau yg mengerti…
Tapi, sungguh… Ku tak bisa ingkar…
Ku tak bisa menafikan seisi jiwa dan hatiQ, ya Rabb…
Ku harus katakan bila aku rindu kebahagiaan…
Aku rindu mereka, wahai Sang Pemilik Semesta…
Tuhan…
Kau suruh aku minta, ku lakukan…
Kau sarankan aku mendekat, ku dekati Engkau…
Bahkan Kau suruh aku tabah, ku belajar hingga ku tak tahu lagi apa arti ketabahan itu…
Akankah kau diamkan aku dalam air mata ini.
Aku rindu kata “jannati” yang kau gambarkan untuk Muhammad, Rasul-Mu.
Maka…
Dalam munajat senja ini…
Ku mohon, lepaskan aku dari jerat ini ya Allah…
Keluarkan aku dari jeruji ini…
Jalan-jalan berbatu yang telah ku lewati, muluskanlah ia ya Rabb…
Sehingga tak ada lagi orang tersandung saat melewatinya setelah aku…
Ya Rahman, ya Rahim…
Kasih sayangmu selalu ku nanti, sampai batas senja menghampiri….
Nusantara1-17, RAZ,
31/1/’17, 21.03
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H