Mohon tunggu...
Moezenatus Sholiha
Moezenatus Sholiha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN

bismillah bisaa ya Allah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bahaya Kebiasaan Memberikan Handphone Saat Anak Makan

6 November 2022   22:37 Diperbarui: 6 November 2022   23:29 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kumparan.com

Akhir-akhir ini saya dibuat terheran-heran dengan pemandangan disekitar saya. Saya melihat anak-anak kecil yang ketika ia hendak makan wajib dihadapan nya adalah hp. Tanpa disadari hal sesepele itu akan menjadi penting lohh bund, mengapa demikian? Sebab hal tersebut bisa jadi akan membentuk karakter anak yang tidak dapat menghargai orang lain  atau bahkan dapat dikatakan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. 

Benar atau tidak pasti kalian merasakan hal yang sama, pasti kalian juga perna menemukan hal yang sama seperti yang saya. Bahakan pada zaman sekarang seorang ibu mudah sekali memberikan handphone bagi anak-anak nya demi mereka diam, demi mereka nurut dengan apa yang diperintahkan orang tuanya. Kadang mirisnya orang tua memberikan handphone kepada anak nya agar seorang anak tidak mengganggu pekerjaan orang tua dikala itu.

Okehh.. berbicara mengenai pembahasan kali ini ada hubungannya dengan moral, bagaimana sih moral menurut kalian? Moral adalah pembahasan yang sangat penting bagi seluruh manusia sebab dengan moral seseorang dapat diterima di dalam masyarakat. Coba bayangkan jika moral tidak menjadi nomor satu di bumi ini, apa yang akan terjadi? 

Pastinya banyak kejadian yang menyimpang di bumi ini. Contohnya andaikan moral yang ditegakkan maka maka pembunuhan, perilaku menyimpang, perilaku tidak tidak menghormati orang tua akan menjadi hal yang amat lumrah. Lalu bagaimana kehidupan ini jika tidak menjunjung tinggi nilai moral? Dan bagaimana kah cara menanamkan moral?

Pernahkah kalian di cemooh oleh orang lain, akibat perilaku kalian yang dianggap salah oleh masyarakat?  Nahh dari sini kalian akan paham apa itu moral, moral menurut Al-Ghazali moral merupakan bagian dari akhlak, yaitu sebagai persamaan dari kata moral, sebagai perangai atau watak yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan. 

Pengertian moral menurut Al-Ghazali dapat disimpulkan bahwasanya akhlak atau yang disebut moral ini tumbuh dari diri manusia, akan tercerminkan baik buruk nya akhlak seseorang dari perilaku yang dimiliki seseorang. 

Moral merupakan peraturan yang terbentuk oleh masyarakat itu sendiri terbentuk nya hukum-hukum moral berasal dari kesepakatan atau bahkan budaya yang telah diwariskan turun temurun. 

Pada dasarnya anak terlahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa begitu juga dengan moral pada bayi yang baru lahir, mereka terlahir dalam keadaan tidak bermoral, oleh karena itu tugas orang tua dan lingkungan lah yang akan mewarnai moral moral atau akhlak yang dimiliki seorang anak.

Mengapa moral dapat dikatakan standart hukum yang ditentukan oleh lingkungan masyarakat? Contohnya seperti ini di luar negeri tidak ada panggilan kakak, budhe, ataupun pakdhe, mereka boleh memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan nama. Sedangkan di Indonesia memanggil nama orang yang lebih tua dengan sebutan nama atau kalo masyarakat Jawa menyebutnya dengan jambal, hal tersebut merupakan perilaku yang tidak dibenarkan di negeri ini, orang lain akan mendapatkan hukum masyarakat seperti dicemooh dan lain sebagainya.

Moral erat kaitan nya dengan sopan santun yang dimilki manusia sebab perilaku sopan santun ini akan membawa manusia pada perilaku-perilaku baik atau buruk pada manusia. Lalu apa hubungan nya dengan moral dengan kebiasaan buruk memberikan handphone kepada anak Ketika makan? 

Coba deh kalian mengingat-ingat pada zaman saya dahulu ketika makan saya dibiasakan untuk fokus pada makanan saya, bahkan dalam makan ada aturan kebiasaan yang yang telah ditentukan seperti tidak boleh makan dengan kecapan bersuara, tidak boleh berantakan dan masih banyak lagi aturan dalam hal sesepele itu. 

Namun sebenarnya dari didikan orang tua seperti itu mengandung banyak pendidikan di dalam nya seperti pendidikan moral, mendidik karakter anak-anak nya untuk menghargai orang lain dan menghormati orang lain, bahkan dari contoh sekecil itu juga mengandung ajaran untuk mengahragi alam. 

Dari sisi mana nya? Yaitu tidak boleh makan dengan berantakan, sebab apa? Jika kita makan berantakan akan membuat lingkungan kotor. Cukup besar kan pengaruh ajaran karakter moral melalui kebiasan kecil dalam kehidupan. Lantas bagaimana dengan penanaman karakter pada zaman ini, jika sejak kecil saja sudah di jejali oleh gadget semata?

Bagaimana pandangan para ahli mengenai moralitas? Mari kita kupas satu per satu dari pandangan Piaget, menurutnya ada dua tahap mengenai moral yaitu tahap realisme moral pada tahap ini anak berperilaku moral berdasarkan peraturan yang ada tanpa mengetahui pertimbangan-pertimbangan pada tahap ini ada pad saat anak menginjak usia 0-5 tahun kemudia pada usia 7 hingga 12 tahun anak akan berprilaku menurut tujuan, jadi mereka akan mempertimbangkan baik buruk nya perilaku dengan menilai tujuan atau sebab dan akibat dari perilaku yang ia lakukan. 

Lalu, tahap kedua yaitu operasional formal, tahap ini ada pada saat anak menginjak usia diatas 12 tahun, pada usia ini anak dapat berperilaku fleksibel, sebab pada usia ini anak sudah dapat dikatakan handal dalam berfikir dan bertanggung jawab atas perilaku yang ia lakukan.

Selanjutnya yaitu menurut Kohlberg, menurut Kohlberg tahap teori perkembangan moralitas terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap prakonvensional pada tahap ini terbagi menjadi dua tahap lagi yaitu tahap pertama, saat anak patuh terhadap hukum dan peraturan kemudian tahap kedua nya yaitu anak menyadari bahwa aturan bersifat relative dan tidak semua peraturan wajib dipatuhi.

Kemudian yang kedua yaitu tahap konvensional pada tahap ini moralitas focus pada kebutuhan konvensional, kemudian tahap ketiga yaitu postkonvensional pada tahap ini anak-anak mendasarkan penilaian moral pada prinsip yang benar secara inheren.

Nahh.. dari pandangan moralitas menurut para ahli bunda-bunda dan lingkungan sekitar mempunyai tanggung jawab yang besar mengenai perkembangan moral bagi si kecil yaa... tumbuhnya generasi yang baik berasal dari orang tua dan lingkungan yang baik ya bund...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun