Mohon tunggu...
moesa moesa
moesa moesa Mohon Tunggu... Wiraswasta - desain produk

capailah hari ini

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sepantun Laut dari Sangihe Buat Bang Long, Melayu Rempang

16 September 2023   18:58 Diperbarui: 22 September 2023   14:08 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kesbangpol.riau.go.id

"Apa kurangnya kami lagi? Sumbangan apa yang kurang dari orang melayu ini untuk Indonesia sehingga kami dianaktirikan di tanah sendiri. Moyang saya Raja Haji Fisabilillah mati diterjang peluru yang menembus dadanya. Ia syahid fisbilliah memperjuangkan tanah ini dari Belanda," kata Raja Malik. "Bapak saya, Raja M Yunus. Ikut menggabungkan Riau ini dulu ke Republik Indonesia Serikat. Dan saya tidak rela sebagai cucunya ketika Indonesia tidak adil kepada kami orang-orang melayu. Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah. Jangan takut di dada kita, di diri kita mengalir juga darah orang-orang berani yang membela tanah air Indonesia," ucapnya. "Saye Raja Malik asal Penyengat (Tanjungpinang), saya seorang Budayawan dan Sejarawan," ungkapnya, saat berorasi dalam demo di depan BP Batam, Senin (11/9/2023).

Mungkin puisi "Sepantun Laut" persembahan J.E. Tatengkeng kelahiran Sangihe ini bisa mewakili kegundahan  hati masyarakat Melayu Rempang saat ini, yang konon tanahnya segera dicaplok oleh pabrik kaca pasir kuarsa terbesar di dunia dari Tiongkok, dan semoga menjadi cermin kita semua.

SEPANTUN LAUT

Duduk di pantai waktu senja, Naik di rakit buaian ombak, Sambil bercermin di air kaca, Lagi diayunkan lagu ombak.

Lautan besar bagi bermimpi, Tidak gerak tetap berbaring, Tapi pandang karang di tepi, Di sana ombak memecah nyaring.

Gerak dalam diam, Diam dalam gerak, Menangis dalam gelak, Gelak dalam bermuram.

Demikian sukma menerima alam, Bercinta, meratap, merindu dendam.

Judul  Buku Kumpulan Puisi: Rindu Dendam, Penulis : J.E. Tatengkeng, Diterbitkan pertama kali : 1934, Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya, Bandung.

Puisi "Sepantun Laut" karya J.E Tatengkeng menceritakan tentang suatu kehidupan seseorang yang penuh dengan perasaan harapan, perasaan sedih, penyesalan sehingga dapat dikatakan perasaan yang campur aduk. Kegundahan hati yang sulit untuk mengutarakannya, hanya bisa memendam karena yang tersisa hanyalah penyesalan. Larik ke lima "Lautan besar bagai bermimpi" lautan merupakan simbol yang diartikan sebagai kehidupan dengan berbagai jenis keadaan. Kemudian pada larik ke tujuh "Tapi pandang karang di tepi" simbol tentang cita-cita atau harapan yang harus diusahakan. Pada larik kesebelas "Menangis dalam gelak" kalimat tersebut merupakan sebuah indeks yang berarti kesedihan. Terakhir larik ke tiga belas "Demikian sukma menerima alam" merupakan simbol jiwa atau diri dan  kenyataan atau takdir.( Rahayu Utami- Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, IKIP Siliwangi).

Peristiwa konflik yang terjadi di Negeri yang telah menorehkan jalan panjang sejarah bangsa Melayu di semenanjung Malaka, tepatnya di Pulau Rempang Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau, sejak seminggu terakhir hampir menghiasi seluruh wajah pemberitaan media elektronik, cetak maupun online, bahkan secara massif  berbagai aksi perlawanan masyarakat Pulau Rempang tersajikan lewat platform media sosial. Salah seorang putra Melayu Langkat Sumatera Utara, turut memberikan tanggapan atas terjadinya konflik tersebut, "Saya rasa ada yang salah terkait pola komunikasi yang dibangun antara pemerintah daerah (Kota Batam), investor dan masyarakat adat, sehingga menyebabkan terjadinya peristiwa ini,"ujar Masdar Tambusai,SAg kepada media, selasa (12/9/2023) di Medan.(Sahabatnews.com).

Aksi demonstrasi masyarakat Rempang-Galang Batam yang menolak 16 kampung adat direlokasi, Selasa (12/9), menjadi viral karena ada 43 orang yang ditangkap polisi. Salah satunya adalah Bang Long alias Iswandi bin M Yakub (42), salah satu tokoh pemuda melayu dari Kelurahan Stokok, Rempang., sosok pria tinggi besar dengan rambut gondrong.

"Ladang kami laut kami mau dipindahkan, kami mau kerja apa?, pepatah orang melayu berbuat baik berpadu padu berbuat jahat jangan sekali jangan paksa orang melayu menjadi jahat, jangan dibungkam, jangan paksa menjadi anarkhis". "Ini negara mau diserahkan aseng tanpa mengedepankan kemaslahatan rakyat, kami tidak menolak pembangunan tapi tempat kami jangan diganggu" ujar Bang Long tokoh dari penjaga marwah melayu Alumni Fakultas Agama Islam universitas Muhammadiyah jogya ini ,begitu menyita perhatian, bukan sekedar pendemo biasa dia juga orator dan aktivis (sumber SRIPOKU.COM).

Beberapa akun sosmed menyebutnya sebagai Panglima. Salah satunya akun 'repi melayu indragiri' menyebut: "panglima gagah berani."sehat selalu abangda kami iswandi m yakop dan saudare" kami yg berjuang hari ini. mereka tersenyum indah, tak ade rase takut, gentar saat ber orasi di muke umum untuk menyampaikan keinginan masyarakat rempang dalam menolak relokasi. "karna mereka berjuang ihklas untuk generasi penerus agar masih dapat melihat & mendiami tanah tue rempang yang dibuka dahulu atas perjuangan nenek moyang terdahulu. perjuangan belum selesai kedepan akan hadir dari segale penjuru untuk melanjutkan perjuangan tanah tue rempang,galang-batam dengan penuh santun & damai," ujarnya.

Meluasnya konflik horizontal di Pulau Rempang menarik perhatian tokoh masyarakat Riau Dr.Elviriadi. Kepada media ini Senin, (11/9/23) putra Melayu Meranti itu mengaku prihatin.  "Saya sebagai putra Selat panjang yang bersebelahan dengan Rempang sungguh prihatin. Aktivis PP Muhammadiyah itu menilai rencana pemerintah masih bisa dikoreksi. "Ya kan, industri yang mau dibangun itu belum mendesak kali lah. Masih lebih prioritas rakyat yang sudah lama tinggal di situ. Kalau dipaksakan, tentu kurang bagus.

Elviriadi menjelaskan akar sejarah masyarakat Melayu Rempang bersinambung dengan para Panglima Kerajaan Riau Lingga. "Kawan kawan Rempang itukan ada darah keturunan panglima, Jadi secara sosiologis daya resistensi kuat". Apalagi isu Melayu dan tanah Melayu menjadi magnet sehingga masyarakat Melayu Kalimatan, melayu Bugis, Aceh,Minang Melayu Kalimantan dan bangsa Melayu di luar Batam Mulai Bergerak. Konflik Rempang akan menyatukan masyarakat Melayu diseluruh penjuru negeri. Terlalu mahal harga yang harus kita bayar sebagai bangsa.

"Orang Melayu adalah orang yang amat suka memendam rasa dan bersikap mengalah, perasaan mereka amat sukar untuk ditelah atau diagak, namun sampai satu tahap, alter-ego tersembunyi mereka akan meledak dan kesannya amatlah dasyat".  Alter-ego selalunya tersembunyi dibelakang personaliti utama yang membayangi alter-alter tadi.Tetapi apabila subjek berada dalam keadaan tertentu di mana personaliti utama tidak mampu menanganinya,alter ini akan tiba-tiba muncul dan beraksi.Maka subjek tadi akan berubah menjadi alter lain,berbeda dari alter utama(personaliti utama).Tidak mustahil pula alter ini menggantikan pula alter sebelumnya sebagai personaliti utama subjek tersebut.

Salah satu cara untuk meraba perasaan orang melayu pada situasi tertentu adalah dengan melihat jenis 'Tanjak" yg ia kenakan.  Tanjak adalah penutup kepala khas Melayu. Ada perbedaan cara pemakaian tanjak. Dalam kondisi biasa, simpul berada di atas telinga kanan. Sendangkan dalam kondisi siap siaga, simpul berada di antara kepala belakang dan telinga. Dalam kondisi perang, simpul berada di belakang kepala.

Sebenarnya berbagai jenis tanjak yang ada di Melayu. Namun yang ada beberapa model yang relavan dalam sudut pandang situasional yaitu:

Tanjak Dendam Tak Sudah; Tanjak ini memiliki makna: bekerja keras untuk melindungi anaknya, biasa dipakai oleh para Sultan ketika hari penabalan.

Tanjak Tebing Runtuh; Tanjak dengan bentuk semakin tinggi, semakin menunduk, mencerminkan keramahtamahan dan kerendahan hati.

Tanjak Elang Menyongsong Angin; Memiliki makna kedudukan seorang raja yang menghadang musuh, melambangkan kebijaksanaan dan kecermatan. Bentuk di atasnya seperti elang yang sedang memainkan angin.

Tanjak Balong Raja; Tanjak jenis ini identik dengan kepahlawanan.

Tanjak Belah Mumbang; Bentuk tanjak ini terinspirasi dari putik yang terbelah menjadi bakal buah.

Tanjak Tubang Layar (lazim disebut Tanjak Hang Tuah); Tanjak ini melambangkan ketegasan.

Untuk mengkaji sifat dan karakter bangsa misteri ini,perlulah dicari dan dirintis sejarah panjang pengembaraan mereka dan apakah yang ditemui mereka di sepanjang epik perjalanan mereka itu.Faktor yang mewujudkan kepelbagaian dari segi wajah,bahasa dan personaliti bangsa ini.Faktor yang menjadi sumber ALTER-EGO TERSEMBUNYI  bangsa misteri ini.
Apakah yang dimaksudkan dengan alter-ego? Dalam bahasa mudah adalah personaliti tambahan atau pun personaliti lain yang selalunya akan muncul apabila di'swich' dalam keadaan tertentu.

Istilah alter sebenarnya berasal dari istilah mindcontrol di mana alter ini muncul setelah seseorang individu mengalami teknik mindcontrol tertentu contohnya teknik berasaskan-trauma.
Contoh yang paling mudah ialah apabila seseorang dikejar oleh anjing yang garang.Secara tiba-tiba orang tadi akan berlari sepantas-pantasnya sehingga dia sendiri merasa hairan dengan kemampuan dirinya yang luarbiasa itu.Padahal setiap kali pertandingan larian 100 meter,dialah yang selalu tercecer di belakang. Juga jika seseorang yang dianggap lemah dalam sesuatu perkara, secara tiba-tiba menjadi begitu bersemangat dan gagah bila menyentuh perkara yang lain. Setidaknya hal itulah yang dilakukan oleh beberapa penyanyi, sebut saja Beyonce dan Adele. Keduanya mengaku memiliki kepribadian lain yang akan keluar saat di panggung sehingga membuat mereka tampil lebih baik. Kepribadian lain Beyonce yang ia sebut dengan Sasha Fierce memiliki karakter pemberani. Sementara itu, Beyonce sendiri mengaku bahwa sebenarnya ia merupakan seseorang yang pemalu.

Alter inilah yang tersembunyi di dalam setiap orang Melayu yang kenal dirinya,asal-usulnya dan siapa dirinya yang sebenar.'Melayu' adalah bangsa misteri yang dimaksudkan,telah banyak berubah dari karakter asal mereka ketika berada di wilayah Kanaan dan Sumeria (Mesopotamia) akibat perjalanan masa yang amat panjang selama beribu-ribu tahun dahulu,serta perubahan akibat cuaca dan pengembaraan yang merentasi beratus kilometer menuju ke arah timur untuk menuju ke arah 'The Land of The East'.

Alfred Wallace dalam bukunya yang sangat berpengaruh  "The Malay Archipelago" mendeskripsikan orang melayu sebagai berikut: Kepulauan ini dihuni oleh ras umat manusia yang unik dan menarik---Melayu, yang tidak ditemukan di mana pun di luar batas wilayah kepulauan ini, yang oleh karena itu dinamakan Kepulauan Melayu. Masyarakat Melayu sangat sopan, dan memiliki ketenangan serta martabat seperti orang-orang Eropa keturunan terbaik. Namun  ada "sisi gelap" dari karakter mereka. Bukan tidak mungkin Wallace dalam 8 tahun expedisinya Desember 1855 hingga Februari 1862 sering menyaksikan "kemunculan "Alter-ego" bangsa melayu.

Naturalis abad ke-18 ini menggunakan istilah "Malay  Archipelago" (Indonesian/Malay: Kepulauan Melayu, Tagalog: Kapuluang Malayo) sebagai judul buku untuk mendokumentasikan studinya di wilayah tersebut. Mengapa para pengembara Eropah menamakan sistem kepulauan terbesar didunia ini,  gugusan kepulauan di garisan Khatulistiwa ini yang jumlahnya beratus-ratus dengan "Malay Archipelago"?, yang terletak dari kira-kira 20 utara garis lintang ke kira-kira 10 selatan garis lintang dan kawasannya membentang dari Semenanjung Malay di barat sampai Kepulauan Solomon di sebelah timur?. Kawasan yang dinamakan Malay Archipelago ini berkeluasan 2.8 juta km, terdiri dari lebih 25.000 pulau dan banyak lagi pulau-pulau kecil sebagaimana dicatat oleh Wallace?

Mengapa sejarah lain orang-orang Melayu seperti kerajaan-kerajaan purba,pencapaian Melayu dalam perdagangan,kemahiran Melayu membina kota-kota dan istana batu yang hebat-hebat dapat dipadamkan kejayaannya seperti hilang ditelan bumi? Tetapi bab nama kepulauan dan semenanjung,orang-orang Barat tidak mampu menulis satu peta pun atau satu manuskrip sejarah pun untuk menamakan semenanjung Tanah Melayu ini sebagai 'Thai Peninsular' atau 'Indochina Peninsular' atau 'Polynesian Peninsular'. Mengapa orang-orang Barat ini tidak menamakan Malay Archipelago ini dengan Austronesian Archipelago atau Polynesian Archipelago atau misalnya West Pasific Archipelago? Mengapa?

Sebenarnya bangsa Melayu telah hidup di "The Land of The East" begitu lama. Orang Melayu digolongkan dalam rumpun Malayo-Polynesian. Malah kaum-kaum pribumi di Kepulauan Pasifik, Hawaii atau kaum Maori sekalipun mengaku nenek moyang mereka adalah berasal dari para pelaut Melayu yang gigih berlayar.Bangsa Melayu sebenarnya adalah bangsa utama sebelum dan selepas peristiwa Banjir Besar. Sistem pulau terbesar di dunia diabadikan dengan nama bangsa misteri ini dan ini menunjukkan hubungan bangsa melayu dengan laut amatlah erat.Tidak heranlah King Solomon (Nabi Sulaiman a.s) mengimport emas dari sini dan para Firaun mengimport rempah ratus dan kapur barus dari kepulauan Melayu beribu tahun dahulu.

Kajian dari manuskrip kuno Firaun Mesir dan hieroglif di dinding-dinding kuil telah mendapati bahan pengawet, kapur barus dan rempah-rempah untuk upacara ritual mengawet mayat diimport dari sebuah kawasan yang dinamakan Kepulauan Melayu ini. Apa yang terjadi di Nusantara beribu tahun yang silam? Benarkah ketika Firaun-Firaun Mesir sedang membina Piramid, bangsa yang tinggal di Nusantara masih bercawat dan melukis gambar monyet di gua-gua? Nampaknya perdagangan rempah telah berjalan beribu tahun dahulu malah bangsa misteri di Nusantara telah mampu mengeksport emas dikala kerajaan lain hanya mampu memperdagangkan kendi-kendi, gendang dan seramik purba.

Mo-lo-yu -- seperti yang disebutkan oleh Yijing, seorang biarawan Buddha aliran Tiongkok dari dinasti Tang yang berkunjung ke Asia tenggara pada tahun 688--695. Menurut Yijing, kerajaan "Mo-Lo-Yu" berjarak 15 hari pelayaran dari Bogha (Palembang), ibu kota Sribhoga (Sriwijaya). Kerajaan tersebut juga berjarak 15 hari pelayaran dari Ka-Cha (Kedah), sehingga dapat dikarakan bahwa kerajaan Mo-Lo-Yu terletak di tengah-tengah jarak antara keduannya. Pada Bab 48 teks agama Hindu Vuya Purana yang berbahasa Sanskerta, kata Malayadvipa merujuk kepada sebuah provinsi di pulau yang kaya emas dan perak. Di sana berdiri bukit yang disebut dengan Malaya yang artinya sebuah gunung besar (Mahamalaya). Meskipun begitu banyak sarjana Barat, antara lain Sir Roland Braddell menyamakan Malayadvipa  dengan Sumatra. Sedangkan para sarjana India percaya bahwa itu merujuk pada beberapa gunung di Semenanjung Malaya.

Suku Melayu adalah sebuah kelompok etnis yang menuturkan bahasa-bahasa Austronesia dan mendiami wilayah Asia Tenggara Maritim dan Semenanjung Melayu. Sebuah penelitian yang diadakan pada tahun 2021 menyimpulkan bahwa garis keturunan Basal-Asia Timur yang khas (biasanya juga disebut sebagai "Garis keturunan Asia Timur dan Tenggara"; bahasa Inggris: East- and Southeast Asian lineage (ESEA), yang merupakan nenek moyang orang Asia Timur dan Asia Tenggara pada masa sekarang, Polinesia, dan Siberia, berasal dari Daratan Asia Tenggara pada kurun waktu sekitar 50.000 SM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun