"Ladang kami laut kami mau dipindahkan, kami mau kerja apa?, pepatah orang melayu berbuat baik berpadu padu berbuat jahat jangan sekali jangan paksa orang melayu menjadi jahat, jangan dibungkam, jangan paksa menjadi anarkhis". "Ini negara mau diserahkan aseng tanpa mengedepankan kemaslahatan rakyat, kami tidak menolak pembangunan tapi tempat kami jangan diganggu" ujar Bang Long tokoh dari penjaga marwah melayu Alumni Fakultas Agama Islam universitas Muhammadiyah jogya ini ,begitu menyita perhatian, bukan sekedar pendemo biasa dia juga orator dan aktivis (sumber SRIPOKU.COM).
Beberapa akun sosmed menyebutnya sebagai Panglima. Salah satunya akun 'repi melayu indragiri' menyebut: "panglima gagah berani."sehat selalu abangda kami iswandi m yakop dan saudare" kami yg berjuang hari ini. mereka tersenyum indah, tak ade rase takut, gentar saat ber orasi di muke umum untuk menyampaikan keinginan masyarakat rempang dalam menolak relokasi. "karna mereka berjuang ihklas untuk generasi penerus agar masih dapat melihat & mendiami tanah tue rempang yang dibuka dahulu atas perjuangan nenek moyang terdahulu. perjuangan belum selesai kedepan akan hadir dari segale penjuru untuk melanjutkan perjuangan tanah tue rempang,galang-batam dengan penuh santun & damai," ujarnya.
Meluasnya konflik horizontal di Pulau Rempang menarik perhatian tokoh masyarakat Riau Dr.Elviriadi. Kepada media ini Senin, (11/9/23) putra Melayu Meranti itu mengaku prihatin. Â "Saya sebagai putra Selat panjang yang bersebelahan dengan Rempang sungguh prihatin. Aktivis PP Muhammadiyah itu menilai rencana pemerintah masih bisa dikoreksi. "Ya kan, industri yang mau dibangun itu belum mendesak kali lah. Masih lebih prioritas rakyat yang sudah lama tinggal di situ. Kalau dipaksakan, tentu kurang bagus.
Elviriadi menjelaskan akar sejarah masyarakat Melayu Rempang bersinambung dengan para Panglima Kerajaan Riau Lingga. "Kawan kawan Rempang itukan ada darah keturunan panglima, Jadi secara sosiologis daya resistensi kuat". Apalagi isu Melayu dan tanah Melayu menjadi magnet sehingga masyarakat Melayu Kalimatan, melayu Bugis, Aceh,Minang Melayu Kalimantan dan bangsa Melayu di luar Batam Mulai Bergerak. Konflik Rempang akan menyatukan masyarakat Melayu diseluruh penjuru negeri. Terlalu mahal harga yang harus kita bayar sebagai bangsa.
"Orang Melayu adalah orang yang amat suka memendam rasa dan bersikap mengalah, perasaan mereka amat sukar untuk ditelah atau diagak, namun sampai satu tahap, alter-ego tersembunyi mereka akan meledak dan kesannya amatlah dasyat". Â Alter-ego selalunya tersembunyi dibelakang personaliti utama yang membayangi alter-alter tadi.Tetapi apabila subjek berada dalam keadaan tertentu di mana personaliti utama tidak mampu menanganinya,alter ini akan tiba-tiba muncul dan beraksi.Maka subjek tadi akan berubah menjadi alter lain,berbeda dari alter utama(personaliti utama).Tidak mustahil pula alter ini menggantikan pula alter sebelumnya sebagai personaliti utama subjek tersebut.
Salah satu cara untuk meraba perasaan orang melayu pada situasi tertentu adalah dengan melihat jenis 'Tanjak" yg ia kenakan. Â Tanjak adalah penutup kepala khas Melayu. Ada perbedaan cara pemakaian tanjak. Dalam kondisi biasa, simpul berada di atas telinga kanan. Sendangkan dalam kondisi siap siaga, simpul berada di antara kepala belakang dan telinga. Dalam kondisi perang, simpul berada di belakang kepala.
Sebenarnya berbagai jenis tanjak yang ada di Melayu. Namun yang ada beberapa model yang relavan dalam sudut pandang situasional yaitu:
Tanjak Dendam Tak Sudah; Tanjak ini memiliki makna: bekerja keras untuk melindungi anaknya, biasa dipakai oleh para Sultan ketika hari penabalan.
Tanjak Tebing Runtuh; Tanjak dengan bentuk semakin tinggi, semakin menunduk, mencerminkan keramahtamahan dan kerendahan hati.
Tanjak Elang Menyongsong Angin; Memiliki makna kedudukan seorang raja yang menghadang musuh, melambangkan kebijaksanaan dan kecermatan. Bentuk di atasnya seperti elang yang sedang memainkan angin.
Tanjak Balong Raja; Tanjak jenis ini identik dengan kepahlawanan.