Mohon tunggu...
Moerni Tanjung
Moerni Tanjung Mohon Tunggu... Editor - founder of https://moerni.id

a father and a writer

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ada Apa Dengan Garuda?

10 Oktober 2022   10:52 Diperbarui: 10 Oktober 2022   11:01 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sejak ba'da Isya saya sudah mantengin teve. Nungguin Timnas Indonesia U-17 main. Di pertandingan terakhir Kualifikasi Grup B Piala Asia 2023.

Semangat membara tiada tara. Keyakinan tertancap di dada. Bahwa Indonesia pasti menang. Lihat saja. Tiga pertandingan awal semua disapu bersih. Bukan cuma bicara Guam yang disikat 14-0. Tapi dua tim berat. Yakni UEA dan Palestina. Juga di kalahkan.

Baca juga: Lompatan Garuda

Dan tinggal melawan Malaysia. Tetangga yang selama ini jadi "musuh bebuyutan" dalam sepakbola.

Sebelum pertandingan. Garuda Muda punya modal besar. Poin 9. Dan memuncai klasemen. Sementara Malaysia berada di peringkat kedua dengan 7 poin. Indonesia cuma perlu hasil imbang. Agar bisa lolos.

Itung-itungan di atas kertas itulah yang menambah keyakinan. Indonesia pasti menang. Pasti lolos ke Piala Asia 2023. Menyusul Timnas U-20. Yang sudah lebih dulu lolos. Ke turnamen yang sama. Namun beda kelompok umur.

Prit...dari tayangan teve terlihat wasit meniupkan pluit. Tanda kick off sudah dimulai. Sereset...sereset...Indonesia membuka pertandingan dengan nyaris mencetak gol ke gawang malaysia. Tambah yakin. Indonesia pasti menang.

Namun kejutan terjadi sebaliknya. Malaysia mencetak gol. Dua gol sekaligus dalam dua menit. Menit ke 19 Muhamamd Zainurhakimi Zain. Yang mencetak gol. Satu menit berikutnya. Muhammad Arami Wafiy yang membobol gawang Garuda Muda.

Dua gol itu membuat dada terasa mulai sesak. Dak tak lama kemudian. Satu gol kembali tercipta. Skors berubah 3-0 untuk keunggulan Malaysia. Kini nafas tambah sesak. Dudukpun mulai gelisah.

Coach Bima Sakti segera melakukan perubahan. Memasukkan dua pemain sekaligus. Di tengah babak pertama. Sebagai respon untuk mengatasi hal buruk yang terjadi. Langkah ini sangat jarang dilakukan. Oleh tim manapun. Kecuali ada sesuatu yang genting. Bisa karena ada pemain cidera. Atau karena perubahan taktik mendadak.

Sedikit membaik. Tapi tiba-tiba gol lagi. Skors berubah jadi 4-0. Keringat dingin mulai terasa mengalir. Lalu..gol lagi...skor berubah menjadi 5-0. Sampai turun minum.

Indonesia mendapat satu gol hiburan. Di akhir babak kedua. Sebelum pertandingan usai. Skor akhir 5-1 untuk kemenangan Malaysia.

Mata tak lagi kuat. Tak hanya karena menahan kantuk. Tapi lebih karena tak sanggup melihat papan skor. Yang terus bertambah. Untuk kemenangan lawan. Yang selama ini hampir selalu berhasil mengalahkan Indonesia. Di berbagai ajang sepakbola. Baik di level junior maupun senior.

Kalaulah seandainya Indonesia kalah dari UEA. Palestina. Atau tim manamupun. Ada cara untuk mencari alasan. Ada cara untuk memaafkan. Tapi kalah dari Malaysia. Terasa sangat menyakitkan. Sangat memalukan.

Apalagi ketika melihat cara pelatih timnas Malaysia U-17  merayakan kemenangan. Ia berlari-lari mengelilingi bangku cadangan. Melompat lompat. Berteriak-teriak. Sampai terjungkal. Sampai terpeleset. Rasanya sangat berlebihan. Sangat menyakitkan.

Itu belum seberapa. Hujatan netizen Malaysia bisa lebih  menyakitkan. Walau hanya kata-kata. Kupin dan hati bisa panas dibuatnya. Mereka sudah terbiasa menghina Indonesia. Dengan begitu banyak makian. 

 

Para petinggi sepakbola Indonesia mungkin tak tahu. Dan tak pernah merasakan. Tapi kita tahu. Kita merasakan. Ketika kepala harus tertunduk. Dari tetangga sebelah. Berhari-hari. Sejak sebelum hingga sesudah pertandingan. Itu menyakitkan. Kalah dari "musuh bebuyutan.

Hanya ada satu pertanyaan? Ada Apa dengan Garuda? Semua pasti punya jawaban masing-masing. Semua pasti punya alasan masing-masing. Dan semua pasti bisa minta maaf dan memaafkan.

Tapi kesempatan sudah lepas dari tangan. Indonesia kini duduk di peringkat dua. Di bawah Malaysia. Hanya keajaiban yang bisa membuat Indonesia lolos ke Piala Asia 2023. Sebagai runner up terbaik. Itupun masih andai-andai. Karena kini nasib Indonesia ada di tangan tim lain. Secara aturan. Hanya lima tim dari 10 grup yang berkompetisi. Yang bisa lolos langsung ke putaran Piala Asia 2023. Apakah salah satunya Indonesia? Mari berdoa. Karena hanya itu yang kita bisa. (moerni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun