Â
Sejak ba'da Isya saya sudah mantengin teve. Nungguin Timnas Indonesia U-17 main. Di pertandingan terakhir Kualifikasi Grup B Piala Asia 2023.
Semangat membara tiada tara. Keyakinan tertancap di dada. Bahwa Indonesia pasti menang. Lihat saja. Tiga pertandingan awal semua disapu bersih. Bukan cuma bicara Guam yang disikat 14-0. Tapi dua tim berat. Yakni UEA dan Palestina. Juga di kalahkan.
Dan tinggal melawan Malaysia. Tetangga yang selama ini jadi "musuh bebuyutan" dalam sepakbola.
Sebelum pertandingan. Garuda Muda punya modal besar. Poin 9. Dan memuncai klasemen. Sementara Malaysia berada di peringkat kedua dengan 7 poin. Indonesia cuma perlu hasil imbang. Agar bisa lolos.
Itung-itungan di atas kertas itulah yang menambah keyakinan. Indonesia pasti menang. Pasti lolos ke Piala Asia 2023. Menyusul Timnas U-20. Yang sudah lebih dulu lolos. Ke turnamen yang sama. Namun beda kelompok umur.
Prit...dari tayangan teve terlihat wasit meniupkan pluit. Tanda kick off sudah dimulai. Sereset...sereset...Indonesia membuka pertandingan dengan nyaris mencetak gol ke gawang malaysia. Tambah yakin. Indonesia pasti menang.
Namun kejutan terjadi sebaliknya. Malaysia mencetak gol. Dua gol sekaligus dalam dua menit. Menit ke 19 Muhamamd Zainurhakimi Zain. Yang mencetak gol. Satu menit berikutnya. Muhammad Arami Wafiy yang membobol gawang Garuda Muda.
Dua gol itu membuat dada terasa mulai sesak. Dak tak lama kemudian. Satu gol kembali tercipta. Skors berubah 3-0 untuk keunggulan Malaysia. Kini nafas tambah sesak. Dudukpun mulai gelisah.
Coach Bima Sakti segera melakukan perubahan. Memasukkan dua pemain sekaligus. Di tengah babak pertama. Sebagai respon untuk mengatasi hal buruk yang terjadi. Langkah ini sangat jarang dilakukan. Oleh tim manapun. Kecuali ada sesuatu yang genting. Bisa karena ada pemain cidera. Atau karena perubahan taktik mendadak.