Pada 1992 juga, APP mengembangkan sayap. Berinvestasi di China. Pabrik-pabrik kertas didirikan. Termasuk Ningbo Zhonghua. Goldeast Paper. Ningbo Asia. Bold Huasheng. Gold Hongye. Hainan Jinhai Pulp and Paper. Hingga Guangxi Jingui Pulp and Paper.
Saat itu, Eka sudah sangat kaya. Tak mungkin bangkrut lagi. Punya banyak pabrik. Tak hanya di Indonesia. Tapi juga di Asia.
Tapi makin besar pohon, terpaan angin semakin kencang. Krisis moneter datang menjelang. Kondisi Ekapun lagi tidak baik. Ia mengalami masalah jantung. Harus dibypass. Di Singapura pada 1999.
Begitu pula kondisi seluruh perusahaannya. Lagi sakit. Bank BII miliknya 'harus disehatkan'. Diserahkan ke ke BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasiional). Hingga akhirnya diakuisisi oleh Maybank Malaysia.
Begitupa dengan grup Sinar Mas dan Asia Pulp and Paper (APP). Yang membawahi PT Indah Kiat. PT Lontar Papyrus. PT Tjiwi Kimia. PT Wira Karya Sakti. PT Pindo Deli. Dan PT-PT lainnya. Punya utang super besar mencapai Rp110 triliun. Di 60 bank di 40 negera berbeda. Hutang yang sudah terlalu besar. Tak mungkin lagi terbayar.
Tapi kali ini Eka tak bangkrut lagi. Mahkamah Agung (MA) datang sebagai penyelamat. MA memutuskan menolak seluruh gugatan kreditur asing. Dan menetapkan PT Indah Kiat tak perlu membayar hutang. Karena perjanjian hutang piutanggnya tidak sah. Berdasarkan hukum Indonesia.
Momentum itu membuat Sinar Mas Group kembali ke kejayaan. Semua hasil penjualan bisa digunakan untuk operasional. Untuk menyehatkan semua perusahaan yang lagi sakit. 'Tanpa mikir bayar utang,' kata Dahlan Iskan dikutip dari Disway.id.
Begitupula dengan Eka. Ia pun kembali sehat. Berhenti merokok. Berhasil berhenti dari hobi yang menyakitkan. Hingga akhirnya menutup mata pada 2019. Di usia ke 98 tahun. Usia yang tak banyak ditemukan di Indonesia. Terutama bagi seorang laki-laki.
Penghobi batu mulia itu mungkin sudah tidak ada lagi. Anak-anaknya mengambil alih perusahaan. Franky Wijaya mengendalikan Sinar Mas. Teguh Ganda Wjaya mengurusi APP dan bisnis kertas. Yang kini jadi penguasa dunia.Â
Tapi kerja keras 100 tahun Eka Tjipta Widjaja masih terasa. Lewat tangan mas Eka tercipta hal-hal menakjubkan. Sinar Mas dan Keberagamannya. APP dan pabrik kertasnya. Menjangkau 120 negara dan enam benua.
Lewat tangan masnya, Eka tak hanya mencipta Sinar Mas untu  dirinya. Tapi juga untuk Indonesia. Untuk puluhan ribu karyawannya. Sinar Mas untuk Indonesia untuk Dunia. (01)