Mohon tunggu...
Samsul Moenir
Samsul Moenir Mohon Tunggu... Programmer - Penulis

Selamat datang di konten kreativitas digital! Moenir, adalah seorang penulis dan programmer yang berdedikasi untuk menggabungkan keahlian teknis dengan imajinasi artistik. Inilah sepotong kecil dari perjalanan dan profil saya:

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Revatalisasi Lahan Pertanian Indonesia Melalui Inovasi dan Teknologi

18 Januari 2024   20:53 Diperbarui: 18 Januari 2024   21:09 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Revitalisasi Lahan Pertanian Indonesia Melalui Inovasi dan Teknologi (Sumber dan Foto: Indonesia.go.id)

Moenir Konten - Sektor pertanian Indonesia semakin berkembang pesat dengan upaya revitalisasi lahan pertanian melalui intervensi inovasi dan teknologi.

Hal ini menjadi langkah penting mengingat 70 persen penduduk Indonesia masih mengandalkan beras sebagai makanan sehari-hari.

Intervensi ini tidak hanya mencakup lahan pertanian yang sudah subur, tetapi juga fokus pada lahan-lahan suboptimal yang memerlukan pembaruan untuk meningkatkan produktivitas.

BACA JUA: MSI Rilis Monitor Gaming Terbaru, Optix MPG341QR, untuk Pengalaman Gaming Maksimal

Contoh sukses dapat dilihat dari pembukaan kawasan transmigrasi yang awalnya memiliki produktivitas rendah, namun melalui proses panjang berhasil menjadi lahan subur yang menghasilkan manfaat ekonomi bagi warga transmigrasi.

Menurut Pakar Pertanian Ladiyani Retno Widowati, lahan suboptimal memerlukan budi daya yang baik dan campur tangan manusia untuk menjaga tingkat kesuburannya.

Meskipun membutuhkan waktu belasan tahun, inovasi dan teknologi dapat mempercepat proses ini menjadi hanya 2-3 tahun.

BACA JUGA: Monitor Legion Y27h-30: Merajut Keindahan Game dengan Kejernihan dan Kesenangan

"Hasil yang buruk di musim tanam pertama pada lahan suboptimal bukanlah sebuah kegagalan mutlak, tetapi sebuah proses untuk mendapatkan informasi pembatas dan kendala pertumbuhan untuk meningkatkan produktivitas," ungkap Ladiyani Retno Widowati.

Lahan suboptimal, seperti yang terdapat di kawasan Gunung Mas, Kalimantan Tengah, memerlukan strategi khusus.

Tanah Spodosol yang semula kurang subur dapat diatasi melalui penambahan pupuk organik dan anorganik, serta penataan lahan dan ameliorasi dengan menambah tanah mineral dan bahan organik.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Destika Cahyana menyoroti pentingnya pola tata air pada lahan pertanian suboptimal.

BACA JUGA: Menakjubkan Taman Laut Olele: Surga Tersembunyi di Sulawesi yang Memikat Hati Wisatawan

Tumbuh suburnya tanaman seperti jagung dapat menjadi indikator kesuburan lahan dan keberhasilan pengelolaan tanahnya.

Dengan menerapkan inovasi dan teknologi secara konsisten, lahan pertanian suboptimal dapat terus membaik dari musim ke musim.

"Lahan yang semakin subur harus dijaga dengan konservasi tanah dan air agar investasi yang dibenamkan tidak hilang percuma akibat erosi.

BACA JUGA: Inovasi Cerdas Memimpin Perubahan, Menyokong Energi untuk Lingkungan Hidup dan Kemajuan Indonesia 

Tanah yang semakin subur juga jangan lagi beralih menjadi lahan nonpertanian," tegas Destika Cahyana.

Dengan adanya intervensi inovasi dan teknologi, diharapkan lahan-lahan pertanian yang sebelumnya kurang produktif dapat menjadi lebih subur, mendukung ketahanan pangan, dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia.

Kesinambungan upaya, investasi, dan konsistensi dalam penerapan inovasi menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan potensi lahan pertanian di seluruh Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun