Tanah Spodosol yang semula kurang subur dapat diatasi melalui penambahan pupuk organik dan anorganik, serta penataan lahan dan ameliorasi dengan menambah tanah mineral dan bahan organik.
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Destika Cahyana menyoroti pentingnya pola tata air pada lahan pertanian suboptimal.
BACA JUGA: Menakjubkan Taman Laut Olele: Surga Tersembunyi di Sulawesi yang Memikat Hati Wisatawan
Tumbuh suburnya tanaman seperti jagung dapat menjadi indikator kesuburan lahan dan keberhasilan pengelolaan tanahnya.
Dengan menerapkan inovasi dan teknologi secara konsisten, lahan pertanian suboptimal dapat terus membaik dari musim ke musim.
"Lahan yang semakin subur harus dijaga dengan konservasi tanah dan air agar investasi yang dibenamkan tidak hilang percuma akibat erosi.
Tanah yang semakin subur juga jangan lagi beralih menjadi lahan nonpertanian," tegas Destika Cahyana.
Dengan adanya intervensi inovasi dan teknologi, diharapkan lahan-lahan pertanian yang sebelumnya kurang produktif dapat menjadi lebih subur, mendukung ketahanan pangan, dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia.
Kesinambungan upaya, investasi, dan konsistensi dalam penerapan inovasi menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan potensi lahan pertanian di seluruh Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI