Seringkali dilupakan bahwa mendengarkan apa yang anak-anak katakan dalam keadaan darurat adalah kewajiban kemanusiaan. Maka peringatan Hari Anak Sedunia atau disebut juga Hari Anak Universal, bertujuan untuk menghormati hak-hak anak di seluruh dunia. Peringatan ini pertama kali diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 1954. Kemudian pada tahun 1989, hal tersebut disahkan sebagai konvensi hak-hak anak.
Pemerintah Indonesia, melalui Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990 mengakui hak-hak anak tersebut. Begitu juga dengan pemerintah Uzbekistan melalui UU No. ZRU-139 tahun 2008 tentang Jaminan Hak Anak. Diantara hak-hak esensial yang harus dipenuhi bagi anak adalah hak untuk bermain, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan hak untuk mendapatkan pendidikan.
Bertepatan dengan perayaan Hari Anak Sedunia yang jatuh pada tanggal 20 November, Zamin Foundation beserta dengan Misi PBB Uzbekistan dan perwakilan UNICEF Uzbekistan menyelenggarakan forum daring internasional dalam rangka memperingati Hari Anak Sedunia tahun ini.
Forum daring internasional yang diselenggarakan pada 19 November 2020, Pukul 14.00 -- 19.00 waktu setempat (GMT+5), mengangkat tema "Hak Anak Atas Pendidikan: Relevansi, Kontinuitas, dan Inovasi Selama Pandemi". Isu yang menjadi epicentrum bagi perhatian hak asasi manusia (HAM) anak-anak seluruh dunia di tengah meningkatnya kekerasan anak akibat Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah mengganggu --- dan dalam beberapa kasus --- telah melanggar hak-hak anak, termasuk hak untuk pendidikan. Jauh sebelum adanya Pandemi Covid-19, terdapat 258 juta anak dan remaja putus sekolah. Sehingga tema yang diangkat oleh institusi penyelenggara tahun ini sangat relevan.
Isu pendidikan berkelanjutan, digitalisasi dan pengenalan inovasi dalam pembangunan sosial, pemberdayaan institusi nasional dalam pembinaan, dan mendukung anak-anak selama pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, menjadi fokus utama dalam forum daring internasional tersebut.
Forum tersebut dibagi menjadi empat sesi; sesi pertama adalah pidato pembukaan yang dibuka oleh Ketua Dewan Pembina Dana Publik Internasional Zamin, Direktur Jenderal Kantor PBB di Jenewa, Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Asia Tengah, Kepala PBB Pusat Regional Pada Diplomasi Pencegahan untuk Asia Tengah, dan Direktur Regional UNICEF untuk Eropa dan Asia Tengah.
Sesi kedua dilanjutkan dengan presentasi mengenai topik "Memastikan Pembelajaran Seumur Hidup, Termasuk Pendidikan Inklusif". Sesi ini diisi oleh beberapa narasumber diantaranya; Ketua Senat Oliy Majlis Uzbekistan, Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Presiden Federasi Wanita Seluruh China, Komisaris Presiden untuk Hak Anak Federasi Rusia, Perwakilan Khusus Uni Eropa untuk Asia Tengah.
Ditambah lagi, ada Direktur Eksekutif Umum Pusat Penelitian Disabilitas King Salman, Direktur Institut Nasional Tinggi untuk Pengajaran dan Penelitian Prancis, Direktur Pelaksana dan Pendiri Children's University di Universitas Negeri Wina, Presiden Komunitas Italia untuk European Women's Lobby, dan Kepala Eksekutif Temasek Foundation International Singapura.
Lalu disambung sesi ketiga dengan topik "Hak Anak atas Pendidikan Berkualitas Ditengah Pandemi Covid-19". Narasumber sesi ini antara lain; Wakil Perdana Menteri Republik Uzbekistan, Presiden Asosiasi Eurochild (Belgia), Komisaris Irlandia Utara untuk Anak dan Pemuda, Komisaris Suhakam untuk Urusan Anak (Malaysia).
Selanjutnya, ada Penasihat Menteri Pendidikan Nasional Turki, Direktur Eksekutif Yayasan Amal Jerman Friedensdorf International, Direktur Eksekutif Nippon Foundation (Jepang), dan Pendiri sekaligus Presiden Givelight Foundation (Amerika Serikat).